Friday, September 28, 2007

The Secret is not Secret Actually

Untuk yang ke-3 kalinya, saya menonton DVD The Secret di laptop saya. Kesempatan pertama saat Nobar bareng TDA. Pada saat pertama menonton film ini terasa sekali getarannya & sempat sedikit meneteskan air mata. Mungkin ini karena pertama kali saya menonton film ini & memang harus diakui kehebatan pembuat film ini dalam memvisualisasikan apa yang ingin disampaikan.

Tapi, setelah ke-2 & ke-3 kalinya saya menonton, rasanya semakin biasa saja apa yang ada dalam film ini karena sesungguhnya "The Secret is not Secret Actually". Ya...apa yang disebut rahasia yang disembunyikan secara berabad-abad itu sesungguhnya bukanlah rahasia. Itu semua ada dalam Al-Qur'an bagi kita umat Muslim.

Hukum Ketertarikan atau "Attraction" menurut The Secret yang menjadi kunci dari semua yang ada didunia ini. Bukankah memang alam & segala isinya ini memang saling berhubungan. Semua sudah dijelaskan oleh Allah SWT.

3 Konsep The Secret, yaitu:
1. ASK => membuat keinginan, menulis, & memvisualisasikan keinginan kita

= Meminta kepada Allah SWT. "Mintalah, niscaya akan Ku-kabulkan."

2. ANSWER => Your Wish is My Command (kata Aladin yang diibaratkan sebagai alam yang merespon permintaan kita)

= Hanya Allah SWT yang bisa mengabulkan segala permintaan kita.

3. RECEIVE => Berpikir positif & feel good, serta melakukan upaya yang sejalan dengan keinginan kita.

= Konsep bersyukur, serta melakukan usaha yang sejalan/tidak berdiam diri.

Hmmm....saya melihat justru ada kelemahan dari The Secret ini, yaitu pada logika "Your Wish is My Command". Seakan-akan apapun yang kita minta pasti akan dikabulkan sesuai permintaan kita. Sepertinya koq kita sebagai manusia yang memerintah. Kalau sekedar meminta atau berharap ok-lah, tapi bukankah hanya Allah SWT yang tahu apa yang terbaik untuk kita. Meski mungkin itu bukan keinginan kita.

Ilustrasi atau cerita di bawah ini semoga bisa bermanfaat bagi kita khususnya saya pribadi untuk senantiasa berharap & berusaha yang terbaik, tapi juga mensyukuri apapun yang sudah diberikan oleh-Nya.

Cerita ini saya tulis kembali dari sebuah email yang pernah dikirim seorang teman sekitar 4 tahun yang lalu.

Salam,

Febby Rudiana

**************************************************************************
Ibu Penjual Tempe

Ada seorang Ibu penjual tempe yang tinggal di sebuah desa di Jawa Tengah. Ibu yang sudah setengah baya ini berjualan tempe yang dibuatnya sendiri.

Pada suatu hari, seperti biasanya, pada saat ia akan pergi ke pasar untuk menjual tempenya, ternyata pagi itu, tempe yang terbuat dari kacang kedele itu masih belum jadi tempe alias masih setengah jadi. Ibu ini sangat sedih hatinya. Sebab jika tempe tersebut tidak jadi berarti ia tidak akan mendapatkan uang karena tempe yang belum jadi tentunya tidak laku dijual. Padahal mata pencaharian si Ibu hanyalah dari menjual tempe saja agar ia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Dalam suasana hatinya yang sedih, si Ibu memohon dengan sepenuh hati kepada Allah SWT agar kedele itu bisa segera menjadi tempe. Karena ia yakin, tidak ada yang mustahil bagi Allah SWT.

Lalu, dengan tenang ia menekan-nekan dengan ujung jarinya bungkusan bakal tempe tersebut. Dengan hati yang deg-degan ia mulai membuka sedikit bungkusannya untuk melihat keajaiban kedele jadi tempe. Lalu apa yang terjadi? Dengan kaget ia mendapati bahwa kedele tersebut........masih tetap kedele.

Si Ibu tidak kecewa, Ia kembali memohon kepada Allah SWT lewat doanya. Katanya, "Ya Allah...aku tahu bahwa bagiMu tiada yang mustahil. Tolonglah aku supaya hari ini aku bisa berdagang tempe karena itulah mata pencaharianku. Aku mohon jadikanlah kedele ini menjadi tempe."

Dengan berharap iapun kembali membuka sedikit bungkusan tersebut. Lalu apa yang terjadi? Dengan kaget ia melihat bahwa kacang kedele tersebut?????....masih tetap begitu! Sementara hari semakin siang dimana pasar tentunya akan semakin ramai. Si Ibu dengan tidak merasa kecewa karena doanya belum terkabul, merasa bahwa bagaimanapun ia akan tetap pergi ke pasar membawa keranjang berisi barang dagangannya itu. Ia berpikir mungkin Allah akan mengabulkan permintaannya nanti. Hanya masalah waktu saja, pikirnya.

Tak lama kemudian sampailah ia di pasar. Dan seperti biasanya ia mengambil tempat untuk menggelar barang dagangannya. Ia yakin bahwa tempenya sekarang pasti sudah jadi. Lalu iapun membuka keranjangnya dan pelan-pelan menekan-nekan dengan jarinya tiap bungkusan yang ada. Perlahan ia membuka sedikit daun pembungkusnya dan melihat isinya. Apa yang terjadi? Ternyata......tempenya benar-benar?????? belum jadi!!

Si Ibu menelan ludahnya. Ia tarik napas dalam-dalam. Ia mulai kecewa karena doanya tidak dikabulkan. Ia merasa Allah tidak adil, tidak kasihan padanya. Padahal ia hidup hanya dari hasil menjual tempe saja. Selanjutnya, ia hanya duduk saja tanpa menggelar dagangannya karena ia tahu bahwa mana ada orang mau membeli tempe yang masih setengah jadi. Sementara hari semakin siang dan pasar sudah mulai sepi dengan pembeli. Ia melihat dagangan teman-temannya sesama penjual tempe yang tempenya sudah hampir habis. Rata-rata tinggal sedikit lagi tersisa. Si Ibu tertunduk lesu. Ia seperti tidak sanggup menghadapi kenyataan hidupnya hari itu. Ia hanya bisa termenung dengan rasa kecewa yang dalam. Yang ia atahu bahwa hari itu ia tidak akan mengantongi uang sepeserpun.

Tiba-tiba ia dikejutkan dengan sapaan seorang wanita. "Bu....?..! Maaf ya..., saya mau tanya. Apakah Ibu menjual tempe yang belum jadi?" Soalnya dari tadi saya sudah keliling pasar mencarinya. Seketika si Ibu tadi terperangah. Ia kaget. Sebelum ia menjawab sapaan wanita di depannya itu, dalam hati cepat-cepat ia berdoa, "Ya...Allah...saat ini aku tidak butuh tempe lagi. Aku tidak butuh lagi. Biarlah daganganku ini tetap seperti semula." Sesaat kemudian, ia tidak berani menjawab wanita itu. Ia berpikir jangan-jangan selagi ia duduk-duduk termenung tadi, tempenya sudah jadi. Jadi ia sendiri saat itu dalam posisi ragu-ragu untk menjawab ya kepada wanita itu. "Bagaimana nih?" pikirnya. "Kalau aku katakan ya, jangan-jangan tempenya sudah jadi. Siapa tahu tadi sudah terkabul permohonanku." Ia kembali berdoa dalam hatinya, "Ya..Allah, biarlah tempeku ini tidak usah jadi tempe lagi. Sudah ada orang yang kelihatannya mau beli. Tolonglah aku kali ini. Dengarlah doaku ini..." ujarnya berkali-kali. Lalu, sebelum ia menjawab wanita itu, ia pun membuka sedikit daun penutupnya. Lalu?? apa yang dilihatnya? Ternyata...memang benar tempenya belum jadi. Ia bersorak senang dalam hatinya. "Alhamdulillah".....,katanya....

Singkat cerita wanita tersebut memborong semua dagangan si Ibu itu. Sbelum wanita itu pergi, ia penasaran kenapa ada orang yang mau beli tempe yang belum jadi. Ia bertanya kepada si wanita. Dan wanita itu mengatakan bahwa anaknya di Yogya mau tempe yang berasal dari desa itu. Berhubung tempenya akan dikirim ke Yogya, jadi ia harus membeli tempe yang belum jadi, supaya setibanya disana, tempenya sudah jadi. Kalau tempe yang sudah jadi yang dikirim maka setibanya disana nanti tempe tersebut sudah tidak bagus lagi dan rasanya sudah tidak enak lagi.

Apa yang bisa kita simpulkan dari kejadian ini?
1. Kita sering memaksakan kehendak kita kepada Allah SWT pada waktu kita berdoa padahal sebenarnya Allah lebih mengetahui apa yang kita perlukan.
2. Allah SWT menolong kita dengan cara-Nya yang sama sekali di luar perkiraan kita sebelumnya.
3. Tiada yang mustahil bagi Allah SWT.
4. Percayalah bahwa Allah SWT akan menjawab doa kita sesuai dengan rancangan-Nya.
********************************************************************

No comments: