Monday, March 24, 2008

Menemukan Passion

"Assalamu'alaikum Mbak....", demikian sapaan seseorang di YM saya kemarin. Dari id YM-nya saya pikir seorang laki-laki. Ternyata seorang Ibu yang kebetulan menggunakan Id YM suaminya.

"Wa'alaikumsalam", jawab saya.

"I wanna to say thanks to you", katanya. Loh...memang apa yang saya lakukan, pikir saya bingung. Sejujurnya saya hanya familiar dengan YM-nya tapi tidak dengan orangnya. Lalu...mengapa ia berterima kasih pada saya.

"Saya telah menemukan sesuatu yang pas, yang saya cari-cari selama ini. Saya sudah ketemu ya di sini di internet marketing. Pokoknya I have found my world", lanjutnya.

Rupanya Ibu ini kenal saya dari mulai saya membuat seminar tentang Internet Marketing sekitar dua tahun lalu. Ya, bersama TDA saya memang pernah membuat seminar tentang Internet Marketing yang mendatangkan dua orang pakar di bidangnya, yaitu Anne Ahira & Eddy Aji (JPG Technology). Karena saya pribadi melihat potensi internet marketing ini sangat besar. Saya pribadi sudah membuktikannya sendiri, meski ilmu internet marketing yang saya praktekkan masih sangat kecil dibanding ilmu internet marketing sesungguhnya yang sangat luas.

Ibu satu ini akhirnya menjawab rasa penasaran saya dengan menunjukkan foto dirinya & penghasilan yang sudah diraihnya dari mempraktekkan ilmu internet marketing di sini. Tampak Ibu berkerudung yang sedang memangku anaknya. Disebelahnya tertampang penghasilannya yang funtastis. “Wah…selamat ya Mbak….”, jawab saya. Saya turut senang apabila apa yang pernah saya lakukan bermanfaat bagi orang lain. Alhamdulillah, semua karena Allah semata yang membukakan jalannya sehingga Mbak Dwi bisa menemukan passionnya. Selamat sekali lagi.

Memang betul, dalam bisnis maupun pekerjaan, passion ini sangat penting. Karena kita hanya bisa fokus pada sesuatu hal yang memang benar-benar kita sukai. Istilah Pak Mario Teguh, sesuatu yang membuat kita mau bangun lebih pagi & bekerja lebih keras dibanding biasanya. Sesuatu yang tidak membuat kita jenuh.

Nah, kalau Anda juga tertarik untuk mengetahui atau mempelajari internet marketing, saya rekomendasikan sebuah tempat yang pas. Anda bisa belajar di sini www.BelajarBisnisInternetAhira.com Siapa tahu Anda adalah Dwi selanjutnya :)

Salam,

Febby Rudiana

Ps. Mbak Dwi, saya juga akan berguru nih ke Mbak Dwi…;)





Thursday, March 06, 2008

Memulai Usaha Dengan Berhutang?

Beberapa hari lalu seorang Ibu sms kepada saya. Ia merasa putus asa karena barang yang dibelinya tidak cepat laku. Ketika saya perhatikan sudah berapa lama sejak ia membeli barang, ternyata baru seminggu. Baru seminggu belum laku sudah gelisah? Hmm....Saya sampaikan padanya bahwa cepat atau lambat suatu barang bisa laku itu relatif. Ada orang yang bisa menjualnya dengan cepat, tapi ada juga yang lambat. Intinya tetap bersabar & berusaha saja. Plus berdoa tentunya.

Tapi ternyata, masalahnya bukan cuma itu. Ternyata oh..ternyata...si Ibu ini baru memulai usahanya & modalnya didapat dari uang pinjaman. Katanya ia nekat pinjam uang untuk usaha.

Hmm....suatu cerita klasik yang kembali terulang. Pertanyaannya, sebenarnya boleh nggak sih memulai usaha dengan berhutang? Jawabnya, bisa YA...bisa TIDAK...

Loh...koq...? ;) Ya...tergantung dari seberapa besar toleransi Anda terhadap resiko. Kalau toleransi Anda terhadap resiko tinggi, dalam arti Anda tetap merasa NYAMAN, tidak pusing, & tidak stress meski Anda punya hutang, ya...Go for it. Jadi, kalau misal terjadi hal terburukpun, itu tidak akan mengganggu Anda, karena Anda yakin masih mampu melunasi hutang itu. Tapi...jangan sekali-kali ada niatan untuk ngemplang hutang ya....karena ini akan menjadi awal citra yang tidak baik.

Sebaliknya, kalau Anda masih punya rasa takut terhadap resiko kalau hutang Anda tidak terbayar, ya...JANGAN LAKUKAN. Kalau Anda masih nekat berhutang, nantinya ini akan membuat Anda terjerembab dalam masalah. Namanya juga memulai usaha, tentunya Anda belum punya pengalaman dalam hal ini. Jadi resikonya juga masih besar. Kemungkinan gagalnya masih besar. Ibarat orang yang belajar naik sepeda pertama kali, pastinya akan jatuh dulu.

Dalam hal ini saya sependapat dengan Kim Kiyosaki. "Bagiku, proses tidak pernah berakhir. Aku belajar setiap hari. Aku tidak suka melakukan kesalahan karena rasanya menyedihkan, tetapi aku tahu aku harus melakukan kesalahan untuk belajar dan kadang-kadang untuk mendapatkan apa yang kuinginkan"

Kalau Anda baru memulai usaha & langsung berhasil, apalagi dengan nilai modal yang tidak kecil, ada dua hal yang mungkin terjadi.
1. Anda akan merasa diri Anda pintar, padahal mungkin saja faktanya adalah Anda sedang beruntung.
2. Anda pasti akan melakukannya lagi dan kemungkinan akan gagal karena Anda tidak tahu apa yang menyebabkan kesuksesan usaha pertama Anda. Jadi, Anda tidak bisa mengulang kesuksesan Anda yang pertama.

Jadi, dengan menjalani proses dan belajar di setiap perjalanan sesuai dengan tingkat resiko Anda, maka Anda bisa menciptakan kesuksesan-kesuksesan yang berulang.

Semoga bermanfaat.

Salam,

Febby Rudiana

Ps. Tulisan ini juga untuk mengingatkan diri sendiri agar senantiasa mengupgrade diri & usaha ;)

MULAI MARET 2008 PLN MENERAPKAN INSENTIF & DISINSENTIF

Email dari seorang teman, LET'S CONCERN MORE IN ENERGY SAVING.

Salam,


Febby Rudiana
*****************************************************************

MULAI MARET 2008 PLN MENERAPKAN INSENTIF/DIS-INSENTIF

Mulai April tagihan listrik Anda bisa lebih kecil dari biasanya atau malah lebih besar,
tergantung pemakaian listrik Anda. Begini aturannya :

1. Insentif, diberikan ke pelanggan yang bisa berhemat lebih dari 20% dari rata-rata
nasional pemakaian listrik per bulan.

2. Dis-insentif, diberikan ke pelanggan yang tidak berhemat, yaitu pemakaian listrik
lebih besar dari 80% dari rata-rata nasional pemakaian listrik per bulan.


Ini lebih jelasnya:

Misal pemakaian rata-rata nasional 100 kWh, so nilai hematnya di 80 kWh...maksudnya
kalau konsumsi anda dibawah 80 kWh/bulan so Anda dapat insentif, Tapi kalau
konsumsi listrik Anda di atas 80 kWh so Anda dapat dis-insentif.

Gimana perhitungan insentif dan dis-insentifnya?

a. Insentif = 0.2 x kWh yg dihemat x T *)

b. Dis-insentif = 1.6 x kelebihan kWh x T *)

*) T= tarif listrik tertinggi di golongan tertentu (liat di rekening listrik anda)

Pemakaian listrik rata-rata nasional utk pelanggan rumah tangga per bulan:

a. R-1 450 VA = 74.76 kWh
b. R-1 900 VA = 115.48 kWh
c. R-1 1300 VA = sekitar 195 kWh (belum dapat data pasti)

Program ini diberlakukan pada golongan pelanggan:
1. Rumah tangga
2. Bisnis (kecuali di atas 200 kVA)
3. Pemerintah

Tapi, bocoran dikit ni... Buat kita-kita yang di daerah Jakarta kemungkinan besar kena
dis-insentif, karena rata-rata pemakaian listrik yang dipakai adalah rata-rata nasional.
So, kalau pemakaian listrik Jakarta dirata-ratain ama pemakaian daerah lain yah..
kecenderungannya lebih besar... Betul?
(sebenere ini kenaikan harga listrik yang dibuat sedemikian rupa sehingga nampak
bukan seperti kenaikan harga... hehehe pinter yah PLN...)
Tapi ini adalah efek dari pengurangan subsidi yang diberikan Pemerintah
(tahun 2008 subsidi untuk PLN dikurangi 10 T...PLN...).

Mulai April rekening listrik kita bakal naik...
Pesan saya: LET'S CONCERN MORE IN ENERGY SAVING....
**************************************************************************************