Wednesday, July 11, 2007

Happy Wedding Anniversary

Hari ini 4 tahun sudah berlalu menjalani hari bersama my lovely husband. Suatu hari istimewa dibanding hari ulang tahun pribadi. Ya...kalau hari ulang tahun pribadi adalah suatu hari yang pasti dilewati atau pasti datangnya. Kalau hari ulang tahun perkawinan adalah suatu hari yang harus diperjuangkan.

Mengapa?

Dengan maraknya ketidakharmonisan & perceraian rumah tangga dewasa ini, bisa mewujudkan rumah tangga yang harmonis & bahagia adalah suatu prestasi tersendiri. Suatu wujud kesuksesan tersendiri.

Empat tahun perjalanan membina rumah tangga yang sudah memberikan 2 buah hasil cinta kasih kita. Begitu bangga melihat mereka tumbuh lucu, pintar, & menggemaskan :) Melihat si kecil Baiq udah bisa berdiri sendiri di usianya yang baru 8 bulan. Bahkan, Baiq sudah senang sekali ditetah (belajar jalan). Suatu hal yang belum bisa dilakukan sang kakak saat seusianya. Si kakak, Alif (hampir 3 tahun) juga sekarang jadi anak yang cantik & pintar. Dah kenal warna-warna, angka, hafal do'a-do'a pendek dan suka sekali menirukan apa saja yang dilihatnya :))

Suamiku, semoga kita bisa terus membina rumah tangga kita dengan lebih baik lagi. Menjaga & merawat amanah yang sudah dititipkan ke kita.

Suamiku, masing-masing kita punya kekurangan & kelebihan. Bersama, kita saling melengkapi kekurangan masing-masing.

Suamiku, You are the best !! LOve YOu........

11-7-2007

Tuesday, July 10, 2007

Tanggal 7 Bulan 7 Tahun 2007

Sebagian orang mengganggap angka 7 sebagai angka spesial. Itulah mengapa pada tanggal 7-7-2007 lalu (hari Sabtu), beberapa orang memilih untuk melakukan sesuatu yang istimewa di hari tersebut. Baik itu pernikahan, melahirkan, pesta, karnaval, dsb. Irfan Hakim (bintang sinetron) misalnya memilih untuk melangsungkan pernikahannya di tanggal tersebut. Bahkan sampai no seri lembaran uang untuk mas kawinnya-pun bernomorkan angka 7 :)) Alasannya supaya tanggal pernikahan mereka bisa lebih mudah diingat.

Entah mengapa banyak orang yang mengganggap angka 7 sebagai angka keberuntungan. Beberapa alasannya, banyak hal istimewa di dunia terdiri dari angka 7. Pelangi terdiri dari 7 warna, nama-nama hari ada 7, penciptaan dunia terdiri dari 7 tahap, dsb. Saking istimewanya angka 7 ini sampai ada orang yang memilih melahirkan anaknya tepat pada tanggal 7 lalu. Meski usia kehamilan belum 9 bulan. Duhhh...kasian bener ya yang jadi anaknya. Dipaksain lahir lewat caesar.

Bagi saya pribadi, angka 7 sama seperti angka-angka lainnya. Pada tanggal 7 lalu, saya bersama keluarga memilih untuk menghadiri undangan rekan saya yang melaksanakan pernikahan (banyak banget yang menikah di tanggal ini). Sebenarnya saya agak bingung untuk menentukan pilihan karena hari itu ada 2 kegiatan yang sama-sama ingin saya ikuti. Pertama, pernikahan teman saya. Kedua, acara TDA Quantum Ikhlas bersama Pak Erbe Sentanu. Kalau kedua acara itu satu kota sih nggak masalah, bisa gantian. Masalahnya, nikahan teman saya di Cianjur, tepatnya di RM Rindu Alam 3. Nah...lohhh...

Ya udah...setelah dipikir-pikir, kalau acara TDA kan masih banyak. Masih ada lain waktu untuk mengikuti acara TDA yang lain. Apalagi kalau ada VCD seminarnya :) Kalau acara nikahan teman kan cuma sekali seumur hidup.

Akhirnya berangkatlah saya bersama Suami, 2 anak saya, & 1 baby sitter ke Cianjur. Berangkat jam 8 dari rumah, mampir ke Jatinegara sebentar, sekitar jam 10 berangkat. Dari rumah, dah ada rencana wah...asyik nih kalau nanti sekalian bisa jalan-jalan ke Taman Bunga Nusantara & tempat-tempat wisata lainnya :)

Acara resepsi dimulai jam 12.30. Dari sejak awal, Suami sudah bilang sih kalau kemungkinan besar akan macet karena kan pas weekend plus hari libur anak sekolah pula. Cuma saya nggak bayangin kalau ternyata wuahhh......muacettttnya poooolllllll :(( Alhasil, sampai di tempat resepsi udah jam 15.30. Wah....sepertinya dah selesai nih acaranya. Tapi, saya berharap smoga masih sempet ketemu ama pengantinnya. Alhamdulillah...rupanya sang pengantin masih belum pulang, meski makanan dah habis. Ya..udah..setelah ucapin selamat, makannya jadi di ruangan keluarga aja. Lumayan dah laper beraaattt...

Oh ya, saya mau cerita selama perjalanan berangkat tadi. Waktu sampai di pintu tol keluar menuju Puncak, terjadi kemacetan panjang. Beberapa mobil diarahkan masuk ke luar jalur oleh beberapa orang penduduk setempat. Suami sebenarnya tidak tertarik untuk ikut, tapi akhirnya setelah lama mobil tidak bergerak, akhirnya ikut juga untuk pindah jalur keluar tol. Sampai disini masalah mulai timbul. Ternyata, banyak penduduk setempat yang mengais untung dari masalah orang lain. Jadi, mobil kita diarahkan memasuki jalan-jalan perkampungan. Nah, setiap beberapa meter, mobil kita dimintai lembaran ribuan. Mintanya maksa lagi!!! Bahkan ada yang pasang palang segala. Kalau nggak ngasih duit, palang nggak dibuka. Dihitung-hitung ada sekitar 15 kali mobil harus berhenti karena ada yang minta-minta uang ribuan. Bahkan, saya yakin ketika akhirnya mobil kami mau keluar (cegatan terakhir), mobil kami dikerjain seorang anak muda brengsek. Entah apa yang dilakukannya. Yang jelas, ban mobil jadi berbau seperti karet terbakar & saat tanjakan jadi berat.

Omong-omong soal angka 7, kalau ada yang bilang sebagai angka keberuntungan, ahhh....nggak juga. Buktinya waktu perjalanan ke Cianjur itu, saya sempat mendengar & melihat kecelakaan Bus Limas yang ditumpangi siswa-siswi SMP Madrasah dari Depok. Bus tersebut adalah Bus ke-7 dari beberapa Bus rombongan darmawisata sekolah SMP tersebut. Rencananya mereka akan mengunjungi kebun raya Cibodas. Kecelakaan itu menewaskan 14 orang (kelipatan 7), 20-an luka berat, dan puluhan luka ringan. Hmmm....kenapa ya...koq sekarang sering terdengar kecelakaan saat liburan sekolah. Kalau dari hasil penyelidikan dari Bus Limas ini katanya karena Human Error & rem yang blong. Smoga...keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan. Amin. Juga, smoga sistem transportasi di negeri ini bisa lebih baik lagi. Amin.

Sampai di rumah dah jam 12 malam lebih. Kepala rasanya nyut...nyut... mana masuk angin lagi waktu di perjalanan pulang. Nggak sempat deh ke tempat-tempat wisata. Untung sempat mampir di Masjid besar di Puncak (lupa namanya). Minum teh hangat, beberapa cemilan, & sekoteng. Lumayan buat menghilangkan masuk angin.
Si kecil keduanya dah bobo'. What a long journey at 7-7-2007.

Salam,

Febby Rudiana

Thursday, July 05, 2007

Hikmah dari Setiap Pilihan & Bersahabat dengan Keadaan

Beberapa hari yang lalu saya membaca tulisan seorang rekan yang membuat saya kembali ingat perjalanan pernikahan kami (Saya & Suami) serta keputusan saya sampai menjadi seorang pemilik usaha & seorang working at home Mom. Coba Anda baca "Luruskan niat..insya Alloh Dahsyat". Kalau Anda seorang Ibu yang saat ini sedang bimbang semoga bermanfaat.

Ya...setiap saat dalam kehidupan ini kita dihadapkan pada pilihan-pilihan yang seringkali membingungkan, bahkan bisa jadi melenceng dari tujuan atau harapan-harapan kita terdahulu. Saya pribadi misalnya, yang dibesarkan di lingkungan keluarga yang boleh dibilang tidak harmonis, meski bukan keluarga broken home, mengharuskan saya untuk belajar menjadi wanita yang mandiri. Bahkan terkadang mungkin saya bersikap terlalu keras terhadap diri sendiri. Ya...saya tidak ingin bergantung pada orang tua atau siapapun. Saya ingin bisa menjadi "Dian" atau "Cahaya" bagi keluarga (orang tua).

Sejak masa sekolah hingga kuliah, harapan saya adalah bisa lulus dengan predikat terbaik & mendapatkan karir yang terbaik sesuai minat saya. Alhamdulillah, banyak yang sudah terkabul. Saya bisa lulus kuliah dengan predikat Cumlaude & terbaik dari sebuah Universitas Negeri di Jawa Timur pada tahun 2000. Tak lama setelah lulus, saya juga langsung diterima bekerja. Bahkan, saya termasuk mudah dalam memperoleh pekerjaan. Buktinya, sampai tahun 2005, saya sudah 4 kali berganti pekerjaan.

Tahun 2003, saya memutuskan untuk menerima lamaran dari seorang pemuda yang saya yakin insya'allah bisa membimbing saya membentuk rumah tangga yang sakinah, mawardah, warohmah. Amin...

Permasalahan mulai timbul saat saya harus memilih antara pekerjaan saya di Surabaya atau mengikuti Suami yang tinggal & bekerja di Jakarta. Sungguh suatu hal yang berat bagi saya yang masih bermindset "Carrier Woman" saat itu. Saya bukan tipikal wanita yang bisa diam di rumah & hanya mengandalkan penghasilan dari Suami. Meski Suami meyakinkan bahwa Ia tidak melarang saya bekerja asalkan saya bisa tinggal bersamanya, tetap saja keputusan itu cukup berat bagi saya. Alhasil, 2 bulan setelah menikah, saya & suami masih tinggal terpisah. Ha..ha...lucu juga kalau mengenang saat-saat itu. Masih ingat suami yang protes karena tidak bisa berduaan dengan istrinya :))

Setelah 4 bulan di Jakarta, akhirnya saya diterima bekerja di sebuah lembaga pemerintahan. Alhamdulillah, saya bersyukur bisa diterima dari sekian ribu lamaran yang masuk. Melewati sekian tahap proses seleksi, mulai dari seleksi administrasi, test pengetahuan umum, TOEFL, test psikologi, sampai 2x wawancara. Bahkan, teman-teman satu fakultas saya yang ikut test bersama tidak ada yang lolos. Dan ajaibnya lagi, saya diterima kerja, meski pimpinan tahu kondisi saya sudah mulai hamil muda :) Suatu hal yang sangat jarang terjadi.

Hampir 2 tahun saya melewati waktu bekerja kantoran di Jakarta. Meski dalam kondisi hamil, saya berusaha semaksimal mungkin untuk bekerja dengan baik. Suami sudah berkali-kali mengingatkan agar saya selalu memperhatikan kesehatan. Dengan kondisi Jakarta yang macet & rumah kami yang jauh (Bekasi-Jakarta Pusat) membuat saya seringkali kecapekan. Tapi, inipun sering saya acuhkan demi karir.

Sampai saat saya melahirkan anak pertama, Alif, yang terpaksa harus dirawat insentif selama 10 hari akibat sesak napas. Kondisi saya yang sangat lelah membuat air ketuban tidak bagus & berwarna hijau kental. Air ketuban inilah yang meracuni Alif hingga Ia menjadi sesak napas. Alhamdulillah...Allah masih menyelamatkan Alif & memberikan kami kesempatan untuk merawatnya. Ya....kejadian ini telah merubah 180 derajat tujuan saya. Saya menjadi tidak lagi terlalu berharap dengan karir. Saya ingin lebih dekat dengan Alif. Meski setelah kelahiran Alif, saya masih bekerja selama kurang lebih setahun, lebih disebabkan untuk mencari modal tambahan usaha yang sedang saya rintis saat itu. Ya, usaha yang saya harapkan bisa memberikan penghasilan sebagai pengganti income dari kantor.

Alhamdulillah...semua pilihan & keadaan yang saya alami memberikan hikmah tersendiri. Seringkali saya merasa bahwa kita harus ikhlas menerima keadaan & bersahabat dengannya. Ya...bersahabat dengan keadaan...meluruskan niat hanya karena Allah saja kita berusaha. Insya'allah niat yang tulus akan membukakan kemudahan yang tidak disangka-sangka jalannya. Meski dalam hal ini saya masih harus belajar lebih banyak lagi. Hmm....saya mesti berguru kemana ya? Pengin juga punya guru spiritual yang bisa mencerahkan di saat hati mulai goyah.

Alhamdulillah, di bulan Juli ini, 2 tahun setelah saya resign dari kantor, rezeki saya tidak berkurang, justru terus bertambah. Amin. Bahkan, kami berhasil pindah ke rumah baru yang boleh dibilang sangat fantastis bagi kami.

Ya...perjalanan masih panjang, tapi insya'allah dengan usaha & niat yang lurus, Insya'allah kami bisa berbuat lebih baik lagi & bermanfaat lebih banyak lagi. Amin...

Salam,

Febby Rudiana

Ps. Hidup adalah pilihan...Setiap pilihan membawa konsekuensi masing-masing. Tetapkan tujuan hanya kepada-Nya, bulatkan tekad, & usaha maksimal. Selanjutnya, biar Allah yang berkehendak.