Thursday, January 24, 2008

Talk Show Haji Alay

Postingan saya sebelumnya berjudul Hari Ini 2 Tahun Lalu mengingatkan beberapa rekan TDA Founders pada momen itu :)

Agar tidak membuat penasaran, apa sih isi dari acara talk show ini yang sudah didokumentasikan oleh Pak Andry Andika dari Wira Media Selaras. Kemarin, saya dengarkan kembali VCD rekaman talkshow 2 tahun lalu itu. Wah....ternyata...semua yang dikatakan Pak Haji benar adanya :) Kalau saat itu saya kurang jelas dengan apa yang dipaparkan Pak Haji plus karena sibuk juga di bagian pendaftaran, setelah saya coba dengar ulang membuat saya jadi merenung kembali. Inilah harga sebuah perjalanan, sebuah proses, yang tidak akan kita mengerti & sadari kalau belum dilakukan sendiri. Rasanya memang pantas untuk berguru kepada Pak Haji Alay ini.

Oh ya, apa yang disampaikan Pak Haji ini sesuai dengan pengalaman beliau sebagai seorang pedagang pasar (street smart) yang memang sudah berpengalaman puluhan tahun.
************************************************************************************

Pembukaan oleh Pak Haji Alay
Dalam usaha yang paling penting adalah IDE. Kalau perlu biar orang-orang pintarlah yang akan mengerjakannya. Dalam pertandingan sepak bola, yang paling hebat & gak pernah kalah adalah penonton. Karena penonton tidak pernah main, jadi tidak pernah kalah, dan selalu berkomentar. Demikian pula pelatih tidak pernah menang, meski ia lebih hebat dari pemain. Yang akan menang adalah pemain & yang mendapat piala adalah pemain. Bisa jadi ada masa-masa kalah. Tapi, kalah bukan menyebabkan berhenti main bola, tapi justru terus membuatnya berlatih hingga menjadi juara. Jadilah pelaku kalau ingin sukses, jangan jadi penonton. Jadilah penggerak bisnis, jangan pengamat ekonomi.

Orang yang belajar naik sepeda, kemudian jatuh & kesakitan, lalu berhenti, maka ia tidak akan pernah bisa naik sepeda. Tapi, orang yang naik sepeda meski kaki berdarah harus masuk selokan & terus berlatih naik sepeda, maka ia akan bisa naik sepeda. Sama seperti bisnis, kalau ada kerugian, jadikan itu pengalaman & perbaikan mengapa sampai merugi. Jadi, kesabaran kita berlatih sampai bisa, maka ini yang akan menuai sukses.

Beberapa point dari Pak Haji yang diberikan saat sesi tanya jawab, antara lain:
1. Utamakan pembayaran cash (tunai) karena sekarang ini agak susah mencari orang yang jujur. Karena dalam penjualan grosir, kuantiti semakin besar, margin semakin kecil. Dengan jaringan, pemasaran jadi lebih mudah.
2. Dalam berdagang Tekuni, Dalami, Tungguin. Kuasai pasar terlebih dahulu. Meski barang tidak punya, bisa barang dari orang lain. Jangan berhutang kepada supplier karena itu akan memperlancar perdagangan.
3. Trik berdagang yang cerdas. Perbanyak silaturahmi. Potensi apa yang ada di rekan-rekan yang bisa dibantu untuk dijualkan. Mulailah dari kecil-kecil dulu. Kejujuran adalah yang utama. Apapun bisa kita buat kalau dikerjakan bersama. Putuskan saya tidak akan bekerja. Saya akan menjadi orang yang memberi bukan orang yang menerima.
4. Terus berpromosi.
5. Buat Perbedaan. Hindari persaingan langsung yang saling menjatuhkan. Jangan ada niat untuk menyaingi yang bersifat menghancurkan orang lain. Karena itu berarti kita membuka konfrontasi dengan Allah SWT. Jangan iri, dengki, atau syirik sehingga membuat kita tidak cerdas berpikir.
6. Perhatikan cashflow & mulai berinvestasi. Kalau sudah bisa mencicil suatu tempat, sebaiknya beli. Bersahabatlah dengan bank.
7. Jatuh bangun adalah proses. Semua yang ada di muka bumi ini melalui proses.
8. Kalau ingin berdagang mulai saja, yang penting semangat & kejujuran. Tidak perlu modal besar dulu. 50rb pun jadi. Yang besar juga bermula dari yang kecil. Apa yang kita mulai dari kecil bisa menjadi besar asal kita komit dengan tujuan kita.
9. Tangan-tangan Allah selalu berada bagi orang yang berjamaah.
10. Kekurangjelian kita sebagai pengusaha dalam berkompetisi sehingga kalah dalam persaingan internasional. Orang Cina pintar mengetahui kemauan pasar & mengambil kesempatan.
11. Tanamkan pada anak cucu kita agar sekolah untuk membuka lapangan kerja.

Pak Haji menutup acara dengan harapan "Semoga bisa menjadi pengusaha sukses yang bisa memberikan sumbangsih untuk negara". Kuncinya adalah take action.

Salam,

Febby Rudiana









Tuesday, January 22, 2008

Hari Ini 2 Tahun Lalu

Hari ini 22 Januari 2008, adalah ulang tahun ke-2 berdirinya komunitas Tangan Di Atas (TDA). Menyambut MILAD ke-2, TDA akan menyelenggarakan sebuah acara gathering bagi membernya yang insya'allah akan dilaksanakan pada tanggal 27 Januari 2008. Insya'allah saya juga akan hadir disana.

Dalam tulisan saya kali ini, saya ingin mengenang kembali cerita 2 tahun lalu saat saya membantu menggorganisir sebuah acara sederhana, kumpul-kumpul teman-teman entrepreneur bersama H. Nuzli Arismal, yang lebih dikenal dengan H. Alay. Saya juga tidak pernah menyangka kalau dari pertemuan ini akan berkembang menjadi sebuah komunitas dahsyat yang bernama TDA.

Tanggal 22 Januari 2006 di rumah makan Sederhana, Rawamangun, saya bersama beberapa rekan, Pak Roni, Pak Hantiar, Pak Hasan Basri, Pak Iim Rusyamsi, dan Pak Purwantiko Yunaryo, menyelenggarakan sebuah acara yang selanjutnya dikemas menjadi sebuah acara Talk Show. Acara ini bertajuk Talkshow Kiat Sukses H. Alay. Lucunya kami (khususnya saya) sama-sama belum pernah bertemu muka sebelumnya, kecuali Pak Roni & Pak Iim tentunya yang memang sudah bersahabat dari kecil :)

Mungkin ada yang penasaran kenapa kami menyelenggarakan acara ini. Ya...saya sendiri terus terang saat itu sangat penasaran dengan cerita Pak Roni di sebuah milis entrepreneur yang juga saya ikuti, tentang H. Alay. Saya sudah membaca beberapa tulisan Pak Roni yang inspiratif di milis itu. Beberapa tulisannya saat itu antara lain: "Hati-Hati Dengan Jebakan Biaya Tetap", "Uang Berserakan di Mana-mana", dan "Silaturahmi (Terbukti) Membawa Rejeki". Nah...di dua tulisan terakhir inilah, Pak Roni bercerita tentang H. Alay. Ternyata, nggak cuma saya yang penasaran. Beberapa rekan di milis itupun banyak yang penasaran dan akhirnya meminta Pak Roni untuk dipertemukan dengan H. Alay ini.

Pada awalnya, Pak Roni ragu, apakah H. Alay bersedia berbicara dalam forum. Oleh karena itu awalnya, Pak Roni berencana hanya akan mengadakan pertemuan informal dengan mengundang 10 orang saja yang tertarik. Di bawah ini kutipan dari email Pak Roni.

Tulisan saya berjudul "Uang Berserakan di Mana-mana" dan "Silaturahmi (Terbukti) Membawa Rejeki" banyak mendapat tanggapan dari pembaca. Terima kasih atas apresiasinya. Sebagian ada yang penasaran ingin diperkenalkan dengan tokoh Pak Haji A yang saya ceritakan, ada juga yang ingin dibuat semacam seminar atau talkshow dengan beliau, bahkan ada juga yang curiga kalau Pak Haji yang bernama Haji Nuzli atau Haji Ali tersebut adalah tokoh rekaan saya seperti Rich Dad-nya Robert Kiyosaki. Tokoh tersebut adalah benar adanya. Real person.

Tadi siang (7/1/06) saya bertemu lagi dengan beliau membicarakan kelanjutan kerja sama di antara kami. Saat makan siang, saya nyatakan keinginan dari pembaca blog saya khususnya teman-teman dari milis yang ingin bertemu beliau. Alhamdulillah, beliau menyanggupi untuk memberikan sharing ceritanya kepada kita semua.

Adapun format acaranya adalah model talkshow santai yang mungkin diadakan di sebuah tempat, misalnya di restoran atau ruang pertemuan lain yang cocok. Rencananya akan diadakan hari Minggu 22 Januari 2006. Untuk sementara, jumlah peserta dibatasi hanya 10 orang saja, mengingat saya belum terbiasa mengorganisasi acara seperti ini.

Dari sinilah kemudian saya berpikir akan sayang sekali kalau hanya dibatasi untuk 10 orang saja. Akhirnya, saya mengajukan diri untuk membantu menyelenggarakan acara ini. Kebetulan saya punya sedikit background event organizer saat bekerja dulu, khususnya dalam mengadakan seminar-seminar. Di acara talkshow ini, saya bertugas untuk mendaftar rekan-rekan yang akan ikut dan menyelesaikan administrasi tempat.

Singkatnya, acara yang dimulai dari pukul 10.00 dan direncanakan berakhir pukul 12.00 WIB sampai harus molor. Peserta sangat antusias mendengarkan kisah Pak Haji Alay. Apalagi dengan tawarannya saat itu yang sangat fantastis, yaitu menyediakan kios gratis di Tanah Abang dan Mangga Dua. Plus Pak Haji juga membagi-bagikan beberapa buku karya ayahanda Pak Haji untuk peserta talkshow. Sayang karena terbatas, tidak semua peserta dapat, termasuk saya yang tidak dapat ;) Talkshow ini juga didokumentasikan oleh Pak Andry Andika dari Wira Media Selaras, sehingga kami punya kenang-kenangannya saat ini :) Peserta yang hadir saat itu sekitar 30 orang.

Meski pada akhirnya saya tidak ikut bergabung dengan rekan-rekan untuk membuka kios di Tanah Abang dan Mangga Dua, tapi saya selalu bisa mengikuti perkembangannya karena kami selalu berkomunikasi via milis yang dibentuk untuk saling sharing & support di antara rekan-rekan alumni talkshow Haji Alay. Milis di yahoogroups ini diberi nama "tangandiatas" seperti istilah yang selalu dipakai Haji Alay dalam talkshow. Untuk mempersingkat, selanjutnya menjadi TDA. Para alumni talkshow H. Alay ini selanjutnya oleh Pak Roni disebut TDA Founders. Karena aktifitas TDA yang lebih banyak secara offline, maka TDA disebut sebagai jaringan kerja, bukan sekedar milis.

Setelah acara talkshow ini, saya masih membantu mengorganisir beberapa acara, seperti kunjungan ke UKM Bandung yang diikuti oleh sekitar 80 peserta. Kemudian, seminar internet marketing bersama Anne Ahira & Eddy Aji (JPG Tech). Namun, karena keterbatasan fisik dan waktu (baru melahirkan anak ke-2) akhirnya saya hanya aktif di online saja & sesekali ikut kegiatan offline TDA sebagai peserta selama tahun 2007.

Mengikuti perkembangan TDA ini saya melihat antusias yang tinggi dari sesama member untuk sharing, support, memberi, dan sinergi. Karena itulah TDA bisa seperti ini. Sekaligus juga menjadi khawatir karena tentunya akan ada harapan yang berlebihan dari member sendiri terhadap komunitas ini, apalagi semenjak TDA banyak diliput media. Namun dengan kebiasaan yang selalu diterapkan yaitu siapa yang mengusulkan, maka itu yang melaksanakan, insya'allah semua akan berjalan dengan dukungan penuh dari member. Karena milis ini dari kita, oleh kita, dan untuk kita.

Salam,

Febby Rudiana




Monday, January 21, 2008

RICH WOMAN

Hanya Wanita yang Tahu Dunia Wanita
Hanya Wanita yang Tahu Masalah Wanita
Hanya Wanita yang Tahu Perasaan Wanita
Hanya Wanita yang Tahu Solusi bagi Wanita

Kali ini saya hanya ingin menulis sedikit ringkasan setelah saya membaca buku RICH WOMAN karya Kim Kiyosaki yang saya beli minggu lalu. Buku ini saya rekomendasikan untuk dibaca para wanita khususnya bagi mereka yang ingin mandiri secara finansial.

Seperti ungkapan yang tepat di bawah ini:
"Jika kau mendidik seorang lelaki, kau mendidik seorang manusia; jika kau mendidik seorang perempuan, kau mendidik sebuah keluarga."

Tidak jauh berbeda dari buku Rich Dad karya Robert Kiyosaki, buku Rich Woman ini juga berbicara tentang investasi dan beberapa point yang selama ini mungkin menghambat wanita untuk tidak melakukannya. Dari awal sampai akhir buku ini menyenangkan dan mudah untuk dipahami. Membacanya seperti membaca sebuah novel :)

Buku ini dimulai dari kisah persahabatan Kim dan beberapa teman kampusnya, Janice, Pat, Martha, Tracey, dan Leslie. Masing-masing memiliki latar belakang kehidupan yang berbeda, tapi memiliki masalah yang sama kalau sudah berhubungan dengan kata investasi. Dengan cara melakukan reuni bersama kelima temannya itu, Kim berhasil meyakinkan mereka untuk mau memulai belajar berinvestasi. Baik bisnis, investasi, atau apapun adalah sebuah proses. Dan dibalik proses menuju keberhasilan selalu menuntut adanya pengetahuan dan pengalaman.

Buku yang terdiri dari 24 Bab & 268 halaman ini cukup detail memberikan jawaban-jawaban atas masalah wanita bila berhubungan dengan investasi. Meski sebenarnya masalah ini bukan hanya dominasi kaum wanita, karena pria juga sering mengalaminya. Beberapa alasan atau hambatan yang sering diungkapkan wanita, yaitu:
1. Tidak punya cukup waktu
2. Tidak cukup pintar
3. Tidak punya uang
4. Pasangan tidak mendukung

Disamping itu, Kim juga menyampaikan beberapa kelebihan wanita dalam hal ini, yaitu:
1. Wanita tidak takut untuk berkata, "Aku Tidak Tahu".
2. Wanita Bersedia Minta Tolong
3. Wanita adalah Tukang Belanja yang Andal
4. Wanita Mencari Tahu Apa yang Perlu Diketahui
5. Wanita Tidak Suka Mengambil Resiko. Kalau toh harus mengambilnya, perempuan akan mempelajarinya & mempersiapkannya lebih detail.
6. Ego Wanita Jauh Lebih Kecil.
7. Wanita itu Pengayom, sehingga ia akan merawat apapun investasi mereka.
8. Wanita Belajar dengan Baik dari Wanita Lain.

Kali ini saya akan langsung menuju ke bab 20, yaitu 4 kunci pertama untuk menjadi investor sukses.
1. Persenjatai Diri dengan Pengetahuan.
Banyak cara untuk belajar. Bisa melalui membaca buku, mendengarkan CD, menonton VCD pembelajaran, mengikuti workhshop, training, seminar, belajar bersama kelompok yang sevisi, belajar dari pelaku langsung/mentoring, sampai mencobanya langsung.
2. Mulailah dari yang Kecil.
Selama proses belajar tentunya kemungkinan melakukan kesalahan akan sangat besar. Jadi, lakukan kesalahan dengan sejumlah kecil uang. Selalu pelajari prinsip-prinsip dasarnya. Jangan berharap untuk langsung mendapat kesuksesan dalam usaha pertama. Ini proses belajar sembari jalan.
3. Pertaruhkan Sedikit Uang
Seseorang belum dikatakan sebagai investor apabila ia belum mempertaruhkan uangnya sendiri. Ini adalah sebuah permainan. Jadi, bisa menang ataupun kalah. Dengan mempertaruhkan sedikit uang, berarti sedikit pula kemungkinan resikonya. Sebaliknya, banyak uang bisa berarti banyak resiko. Hal ini berlaku khususnya dalam memulai investasi yang baru dipelajari.
4. Dekat dengan Rumah
"Rumput Tetangga Selalu Lebih Hijau". Ini sebuah ungkapan yang tepat. Seringkali orang tertarik berinvestasi di tempat-tempat baru atau hal-hal baru yang menjanjikan, padahal belum tentu ia tahu detail tentang tempat atau hal tersebut. Saran Kim dalam hal ini sangat saya sukai :)
"Tidak Peduli kalian baru saja mulai atau merupakan investor berpengalaman, aku selalu menyarankan untuk tetap dekat dengan rumah. Apa artinya? Artinya, tetap berpegang pada sesuatu yang kalian ketahui."

Selanjutnya, Kim memaparkan 5 kunci lagi untuk menjadi investor sukses. Kesemuanya ada dalam Bab 21 buku Rich Woman. Lain waktu akan saya coba tuliskan lagi di blog ini.

Salam,

Febby Rudiana





Thursday, January 17, 2008

Tidak Bisa atau Tidak Mau

Saya pernah meminta salah satu karyawan saya untuk ke Bank. Karyawan ini, sebut saja A, memang sebelumnya tidak pernah saya beri tugas untuk ke Bank. Biasanya tugas ini dilakukan oleh B, karyawan yang lain. Saya pikir tidak ada salahnya kali ini meminta A untuk melakukan tugas itu, apalagi B sedang ada pekerjaan yang lain. Toh...ini bukan hal yang sulit.

Tapi, apa jawab A? "Yah...Ibu...kenapa saya? Kan biasanya B yang melakukan? Saya tidak bisa Bu kalau ke Bank". Saya memandangnya, benar tidak bisa? Lalu A menjawab, kalau ke Bank antri Bu... Ahhh...akhirnya saya tahu, bukan ia TIDAK BISA tapi... TIDAK MAU.

Tidak Bisa & Tidak Mau punya pengertian yang berbeda. Kalau tidak bisa, maka kita masih bisa bertanya atau belajar pada orang lain yang tahu atau bisa melakukannya. Tapi, kalau "TIDAK MAU" maka kita menutup semua kemungkinan yang ada. Jangankan untuk "take action" atau melakukan hal itu, memikirkannya saja sudah malas.

Sebagai seorang karyawan, hal ini tentunya sangat merugikan. Lama-lama atasan akan melihat kalau karyawan ini tidak capable atau tidak bisa diberi tanggung jawab lebih. Akhirnya, kesempatan untuk promosi, naik gaji, ataupun bonus bisa jadi batal.

Hmm...saya jadi teringat saat masih menjadi karyawan dulu. Memang terkadang keengganan itu muncul saat menerima tugas atau tanggung jawab di luar kebiasaan kita. Tapi, tatkala kita menerima & melaksanakannya dengan baik, ternyata hal itu menjadi suatu pengalaman yang menyenangkan. Otomatis nilai sebagai karyawanpun menjadi naik.

Salam,

Febby Rudiana

Sunday, January 13, 2008

Berburu Buku Lagi

Hari kamis lalu saya berencana untuk berburu buku lagi di Gramedia Matraman karena saya baca informasinya kalau ada discount 30% untuk setiap pembelian buku dalam rangka pembukaan toko baru yang memang direnovasi menjadi lebih besar. Hmm...lumayanlah pikir saya, apalagi buat saya yang kalau beli buku tidak pernah cuma 1 :) Ini kebiasaan dari masih remaja, sampai saya pernah dijulukin "perpustakaan" sama temen2 karena di kamar saya selalu penuh buku macam-macam :))

Sampai di Gramedia, saya sedikit kecewa karena ternyata masa discount itu sudah habis. Rencana mau membeli 3-4 buku, akhirnya saya harus menahan diri untuk hanya membeli 2 buku. Plus membeli meja & pastel mewarnai untuk Alif yang sekarang sedang senang mencoret-coret & mewarnai.

Pengin tahu buku apa saja yang saya beli? Ini dia... :

1. Rich Woman
Buku karya Kim Kiyosaki, istri dari Robert T. Kiyosaki ini tidak perlu diragukan lagi untuk dibeli. Saya pribadi sudah jatuh cinta sejak pertama kali membacanya. Buku-buku Robert Kiyosaki memang beberapa telah membuat saya mempunyai cara pandang baru saat pertama kali membacanya di tahun 2003. Jadi, ketika saya menemukan buku Kim Kiyosaki, saya merasa tidak aneh lagi.
Buku yang ditujukan untuk kaum perempuan ini memang sangat mengena sekali. Sudah lama saya ingin menulis sebuah tulisan di blog ini tentang "Mandiri secara finansial bagi wanita". Ehhh....lalu saya menemukan buku ini. Klop deh....:)
Buku ini didedikasikan bagi Anda, para wanita yang ingin mencapai kemandirian secara finansial. Tidak menggantungkan hidup pada pria, keluarga, perusahaan, apalagi pemerintah. Saya masih belum selesai membacanya. Saya akan coba tuliskan beberapa inti dari buku ini di blog saya nanti setelah selesai membacanya.

2. Buka Usaha Nggak Kaya Percuma
Buku karya Safir Senduk yang kesekian kali ini memang selalu menjadi best seller. Meski menurut saya setelah membaca keseluruhan isi buku ini, tidak ada yang istimewa dalam arti tidak ada sesuatu yang baru yang ditawarkan oleh Safir Senduk. Kelebihan Safir Senduk dalam hal ini adalah pandai membuat judul yang "kontroversial". Kelebihan lainnya adalah bahasanya selalu sederhana, mengalir, dan mudah dipahami.
Ya...saya suka gaya tulisan Safir Senduk. Sama seperti saya menyukai gaya tulisan Anne Ahira saat saya memutuskan untuk belajar internet marketing bersamanya disini sejak 2 tahun lalu sampai sekarang. Sama juga seperti saya menyukai gaya tulisan Arief Budiman dengan bukunya Teori Negara (Negara, Kekuasaan, dan Ideologi) saat saya dulu menempuh kuliah di jurusan Hubungan Internasional.

Buku lain yang ingin saya beli saat itu tapi sementara saya tunda adalah: MIND SET, oleh John Naisbitt. John Naisbitt adalah pengarang buku best seller "Megatrends" & "Megatrends 2000" yang sempat populer & menjadi topik diskusi saat saya dulu masih kuliah. Ia selalu punya sesuatu yang baru tentang trend atau kecenderungan ke depan yang layak untuk disimak.

Sekian dulu berburu bukunya ya....:)

Oh ya, alhamdulillah...bersamaan dengan 1 Muharram 1429 H, saya akhirnya membuat keputusan besar bagi diri saya yang sudah lama membuat saya bimbang untuk melakukannya. Hal ini sebenarnya bukan hal baru. Sudah pernah saya lakukan waktu saya kuliah dulu. Tapi setelah lulus kuliah, saya tidak melakukannya lagi karena beberapa hal. Mungkin ini berhubungan dengan salah satu niat saya untuk pergi haji insya'allah 2 tahun lagi. Saya hanya berharap kali ini bisa konsisten dengan keputusan ini. Amin.

Salam,

Febby Rudiana

Ps. Beberapa hari ini asisten-asisten di rumah saya minta mengundurkan diri alias tidak bekerja lagi di rumah saya. Yang satu karena hamil, dan satunya lagi karena mau menikah. Suatu hal yang cukup berat bagi saya, tapi saya tidak mungkin menghalangi mereka. Karena itu juga bagian dari hidup mereka yang harus dijalani dengan baik. Saya berharap semoga bisa segera mendapat pengganti yang sesuai dengan segera. Amin.




Monday, January 07, 2008

HAPPY NEW YEAR 2008

Selamat Tahun Baru 2008 dan Selamat menjelang Tahun Baru Islam, 1 Muharram 1429 H sebentar lagi.

Tanggal 31 Desember lalu, saya & keluarga menyambut saudara yang baru saja tiba dari menunaikan ibadah Haji. Alhamdulillah, bisa mendengarkan langsung cerita-cerita selama menunaikan ibadah haji. Membayangkan kalau kami nanti disana :)

Sepulangnya, kami melewati masjid AT-TIN, tempat zikir akbar digelar untuk menutup tahun 2007. Sayang, saya belum bisa menghadirinya, mungkin lain waktu.

Malam pergantian tahun saya lewati di rumah saja bersama keluarga. Menonton film & menikmati makanan-makanan kecil. Kebetulan ada tetangga baru yang baru pindah hari itu. Sekalian kami berkenalan dan melewati malam itu bersama-sama. Ternyata tetangga baru saya ini seorang pengusaha mebel di Jakarta Timur.

Malam itu hujan turun cukup lama. Saya memandang malam, hujan, dan aneka pertunjukan kembang api dari atas balkon rumah. Tempat yang asyik buat merenung & menikmati malam :)

Selama tahun 2007, alhamdulillah...begitu banyak berkah & peningkatan yang kami alami. Mulai dari kepindahan kami ke rumah baru dibulan Mei 2007. Pembukaan toko Bibo yang alhamdulillah sampai saat ini masih berjalan baik. Mulai membuat produk-produk pakaian anak sendiri yang saat ini sudah punya beberapa pelanggan. Berhasil mencapai target ASI Exclusive (6 bulan) untuk si kecil, dsb yang mungkin akan terlalu panjang untuk disebutkan satu per satu. Tapi, bukan berarti tidak ada hambatan atau kesulitan yang kami alami. Saat-saat sedih, kecewa, kesal, marah, dsb juga mewarnai tahun 2007 kami. Hanya saja kami yakin semua itu adalah pelajaran dan proses bagi kami menuju ke arah yang lebih baik. Kami juga yakin, keberhasilan kami di tahun 2007 pastinya adalah buah dari proses panjang di tahun-tahun sebelumnya.

Memasuki tahun 2008 ini harapan baru telah dibuat. Rencana kegiatan juga telah disusun. Tinggal take action dan terus membuka wawasan. Karena saya yakin masih banyak yang mesti saya pelajari dan lakukan. Selamat Berproses....:)

Salam,

Febby Rudiana

Ps: Maaf, beberapa hari saya coba posting di blog tidak bisa, dan ada tulisan kesalahan "URL Contains Illegal Characters". Padahal saya merasa tidak memasukkan URL sama sekali :( Ternyata hari ini saya tahu & membuat geli sendiri. Kesalahan kecil...salah menulis judul di kolom link :))