Thursday, December 21, 2006

Tips of the Day: Toko Sepi? Tambah Stok Toko

Tulisan ini merupakan pengalaman saya selama menjalankan usaha garmen khususnya fashion. Sekaligus sebagai jawaban saya ke Pak Eko June tempo hari. He…he…..dah diceritain ya Pak :)

Seperti kita ketahui fenomena semakin banyaknya mall di kota-kota besar, seringkali tidak diimbangi oleh perencanaan yang matang dari manajemen mall (gedung) itu sendiri ditambah masih sedikitnya pelaku usaha. Akibatnya, banyak sekali kios-kios kosong yang berdampak pada sepinya mall.

Komunikasi & kerjasama yang baik antara manajemen gedung, pemilik kios, maupun pedagang mutlak diperlukan. Sebagai manajemen atau pengelola gedung harus bisa memahami kebutuhan pemilik kios maupun pedagang yang mengisi gedung tersebut. Tidak hanya menuntut pemilik kios maupun pedagang untuk tepat membayar service charge maupun cicilan kios, sementara mall sepi pengunjung. Sebaliknya sebagai pemilik kios maupun pedagang, juga harus lebih proaktif dalam berpromosi maupun mencari solusi yang baik bagi kemajuan bersama dengan pihak pengelola gedung, tidak hanya menuntut dan menyalahkan pihak manajemen.

Saya teringat tulisan Adam Khoo yang pernah saya baca di buku “Master Your Mind Design Your Destiny” dan hasil Bedah Buku & Launching TDA Book Club dengan Pak Jusef Hilmy bulan Juni lalu. Terima kasih Pak… Apa yang Bapak sampaikan menambah semangat saya & suami untuk terus meningkatkan hasil usaha. Mengutip tulisan Adam Khoo & apa yang disampaikan Pak Jusef, yaitu:

KUNCI MENUJU KEKUATAN ABSOLUT adalah Meletakkan tanggung jawab penuh atas apa yang terjadi pada diri kita.

Kebanyakan orang bertindak sedemikian rupa sehingga membuat orang lain berkuasa atas hidupnya. Jika terjadi ketidakberesan dalam hidup mereka, mereka memilih untuk berkilah, menyalahkan orang lain, atau mengeluh. Itu berarti mereka menempatkan orang lain untuk mengendalikan hidup mereka. Mereka menempatkan diri mereka sebagai KORBAN.

Bertanggungjawab mutlak atas apa yang terjadi tidak berarti menyalahkan diri Anda sendiri. Memikul tanggung jawab berarti Anda menyadari suatu fakta bahwa pilihan yang Anda buat di masa lalu memiliki kontribusi pada kondisi Anda saat ini.

Jadi, Anda tidak merasa buruk atau bersalah, tetapi Anda menempatkan diri pada situasi yang memungkinkan untuk berbuat sesuatu, karena Anda menempatkan kembali pilihan di tangan Anda sendiri

Mulailah memikul tanggung jawab atas perasaan Anda sendiri!
Anda akan memiliki kekuatan untuk menempatkan diri Anda pada kondisi emosional yang sangat memberdayakan.

Apa imbas dari membaca buku Adam Khoo & mendengarkan pemaparan Pak Jusef ini? Ya…saya mencoba untuk tidak menyalahkan siapa-siapa & mulai berhitung, memetakan masalah, serta mencari solusi permasalahan saya sendiri. Benar, kalau saya merasa sampai hari itu belum mendapatkan hasil yang optimal, itu tidak lebih dari kurangnya pengalaman (action) & ilmu saya dalam berusaha. Istilah Pak Masbukhin, masih kurang jam terbang mungkin :)

Apa yang saya lakukan selanjutnya? Ya….saya menambah stok toko saya. Loh? Mungkin Anda bertanya, sepi koq malah nambah stok, apa nggak malah jadi stok mati? Apa nggak takut semakin rugi?

Ya….seringkali saya melihat atau mendengar pedagang yang tidak mau menambah stok tokonya dengan berbagai alasan. Karena minimnya modal, takut stok mati, dsb…dsb…

Walaupun rata-rata sering sepi, pernahkah Anda menghitung berapa banyak orang yang lewat di depan toko Anda perharinya? Tahukah Anda, 1 atau 2 orang yang lewat di depan toko kita sangat berpotensi (walaupun hanya lewat saja). Potensi ini bisa negatif, bisa juga positif.

Satu orang yang lewat di depan toko Anda & melihat toko Anda dari luar akan berpikir selintas….. Wah….tokonya bagus nih… Barang-barangnya banyak & modelnya keren-keren…:)

Bisa juga sebaliknya. Hmm…nggak ada yang menarik… barangnya sedikit, yang jaga juga kelihatan bete :(

Kalau kesan bagus yang ditangkap oleh pengunjung, maka yang terjadi adalah bisa terjadi transaksi pembelian. Atau, pengunjung ini mungkin tidak akan membeli barang di toko Anda hari ini, tapi ia akan datang lagi esok, lusa, atau di lain waktu. Efek mouth to mouth juga berlaku disini. Pengunjung ini pasti akan bercerita ke kerabatnya atau orang yang ia kenal saat pulang, di perjalanan, atau di lain kesempatan. “Ada banyak barang bagus loh di toko A, sayang waktu itu aku dah belanja banyak di tempat lain. Kalau mau cari kaos keren, coba deh di toko A, gak bakalan kecewa deh….”:) he…he..he…

Kalau kesan buruk yang ditangkap, maka bisa jadi ia tidak akan pernah membeli di toko Anda. Bahkan, bisa jadi ia akan bercerita atau berkomentar pada kerabat atau orang lain. “Huh…udah mallnya sepi, yang dagang sedikit, barangnya juga nggak ada yang bagus” :( duuh…..

Nah….setelah saya menambah stok, alhamdulillah…..sering saya dengar komentar pengunjung yang lewat atau mampir di toko. “Wah….koq nggak pernah tau ya toko ini….tahu gitu kan beli baju disini aja.” :) “Eh….besok kesini lagi deh….mau beli kaos yang ini nih, keren banget…” he…he…dapet deh akhirnya pelanggan potensial.

Lalu, apa yang saya lakukan selanjutnya….. Saya kasih kartu nama saya dan bilang….Mbak juga bisa lihat model-modelnya di website & bisa pesen lewat website loh… Kasih tau juga temen-temen di sekolah ya…. Atau kasih tau juga temen-temen di kantor Mbak. Ini alamat websitenya :)

Sebaliknya pengunjung yang datang ke toko online saya, juga saya ceritakan tentang toko saya di mall. Kalau pas lewat, mampir ya Mbak :)

Alhasil, perpaduan strategi antara toko offline & toko online ini cukup dahsyat…. Bahkan saat saya sempat chatting dengan Pak Roni yang bertanya perkembangan usaha saya beberapa bulan sesudah acara Pak Jusef, saya bisa jawab… Alhamdulillah…Pak…omzet saya bulan ini naik 10 kali lipat :)

Hmm…mungkin Anda ada yang berkomentar, iyalah…..kalau punya duit sih bisa nambah stok. Nah, kalo nggak punya modal lagi gimana? Jawabannya: carilah cara untuk bisa memutar modal yang ada dengan biaya yang rendah. Apa tuh? Kalo saya pilihannya adalah Online Marketing…. Ya…selain memasarkan produk garmen di toko, saya juga memasarkannya di internet. Dalam hal ini, terima kasih buat guru Internet Marketing saya, Anne Ahira :) Kalau Anda? Terserah apa yang terbaik & paling bisa Anda lakukan. Setelah perputaran cukup bagus & usaha Anda sudah berjalan cukup lama (semisal 2 tahun), cobalah untuk menambah modal dengan melakukan pinjaman ke Bank. Saat ini Bank sedang gencar-gencarnya memberikan pinjaman dengan bunga yang rendah. Nah….modal Anda bertambah kan?!…... Anda bisa tambah stok toko lagi kan?! :) Setidaknya saya sudah membuktikannya, mendapatkan pinjaman dari Bank setelah usaha berjalan lebih dari 2 tahun.

Jadi…kalau toko atau kios Anda sepi hari ini. Jangan putus asa dulu…cobalah untuk tidak menyalahkan siapa-siapa & cobalah untuk berimprovisasi dengan strategi apapun yang mungkin, asal halal :)

Ps.: Big Winning saya saat ini semenjak full TDA adalah… bisa memberikan ASI eksklusif untuk buah hati tercinta. Insya’allah sampai 6 bulan nanti. :)

Salam TDA,

Febby Rudiana
www.Bunda-Alif.blogspot.com
www.Wirausaha-Online.blogspot.com
www.Alif-Collection.com
www.BelajarBisnisInternetAhira.com

Owner of:
ALIF Collection
Jual Grosir & Eceran Sprei, Bed Cover, selimut & handuk

ALIF Cellular
Jual, beli, tukar-tambah, & Service HP
Mall Pulogadung Trade Center (PTC) lt.1A, No.99
Jakarta Timur

ALIF Fashion Collection
Pulogadung Trade Center (PTC) lt. Dasar (Ground), No.71
Jl. Raya Bekasi, Kawasan Industri JIEP
Jakarta Timur

Thursday, November 09, 2006

My Baby was Born

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

My Family, TDA-ers….. Trimakasih banyak… atas segala Doa & perhatian rekan-rekan semua. Syukur alhamdulillah….pada hari Jum’at, 3 November 2006, jam 16.00 WIB, saya telah melahirkan anak ke-2, seorang putra yang kami beri nama Baihaqi Ali Supriatman. Nama ini mengandung harapan kelak putra kami bisa memiliki jiwa kepemimpinan & pemberani seperti sahabat Nabi, Ali bin Abi Thalib & memiliki wawasan Islami. Bagi kami, sebagai seorang pengusahapun pasti akan sangat diperlukan jiwa kepemimpinan, tidak sekedar manajerial. Disamping nama itu juga diambil dari gabungan nama Eyang & Suami tercinta :)

Putra kami ini ternyata lahir dengan berat yang lebih besar dari perkiraan dokter. Saat lahir beratnya 3,64 kg & panjang 50 cm. Hmm…pantas saja proses persalinannya lebih lama ketimbang anak 1 saya (Alif) yang lahir dengan berat 2,98 kg & panjang 48 cm.

Kelahiran anak ke-2 kami ini syukur alhamdulillah melalui persalinan normal seperti yang kami inginkan. Sebulan sebelum kelahiran, kami sempat khawatir karena posisi kepala bayi yang masih sungsang, tapi syukur kemudian bisa normal kembali. Proses kelahiran (semenjak masuk RS) yang berlangsung kurang lebih 10 jam (3 jam lebih lama dari proses kelahiran anak 1 saya, Alif) akhirnya berakhir dengan tangis kebahagiaan. Sungguh suatu proses yang membuat saya benar-benar berada pada posisi yang begitu tanpa daya, hanya bisa berpasrah kepada Allah SWT, memohon kekuatan dari-Nya.

Saya hanya bisa bersyukur kepada Allah SWT & menangis di pelukan Suami tercinta. Alhamdulillah, Suami saya benar2 mendampingi selama proses persalinan di dalam ruang bersalin. Sampai ikut mengejan pula, katanya biar bisa mensugesti istrinya :) Tapi, benar juga, kalau tidak mungkin saya sudah stress & menyerah di tengah persalinan. Thanks to my beloved Husband :)

Terima kasih buat rekan-rekan semua yang sudah sms & maaf kalau belum terjawab satu persatu, terutama karna saat itu saya masih dalam kondisi pemulihan yang agak susah bergerak. Terima kasih sekali lagi & benar2 saya terharu….atas begitu banyaknya sms ucapan selamat yang masuk ke HP saya :)

Bagi rekan-rekan yang saat ini sedang mengandung… Anria… Dear, knapa aku baru tahu kalau dirimu sudah mengandung. Congratulations ya..Say….:) Tetap semangat & jaga kondisi biar tetap fit nanti. Juga buat Waru… & ditunggu juga kabar dari Pak Agus Ali’s Wife & Pak Imansyah… :)

Ok, sekian dulu……& thanks again….

Bekasi, 8 November 2006

Salam,

Febby Rudiana, Supriatman, Alif & Baihaqi :)

SAUDAGAR GENTAYANGAN

To : TDA Community

Ngomong-ngomong tentang usaha di Kampung yang dilakukan Pak Hadi, saya jadi teringat cerita Pak Djujuk (pemilik Juliana Jaya) tentang suatu kisah yang ditulis di bukunya berjudul “Saudagar Gentayangan”. He…he…nggak tau knapa, saya yang biasanya moody, kalau baca tulisan Pak Hadi jadi pengin ikutan nulis :) Smoga kisah ini bermanfaat bagi yang belum membacanya melalui buku Pak Djujuk.

Sebelum merantau ke Jakarta tahun 1966, Pak Djujuk yang masih muda punya seorang rekan bernama Agus yang memiliki profesi unik. Suatu ketika Pak Djujuk muda diajaknya mencari uang.

Si Agus membeli 2 buah radio di kota. Dengan naik motor keliling ke desa-desa sambil membawa 2 radio tsb. Di sebuah desa, Si Agus tertarik pada sebuah rumah yang terbilang megah, & bertanya pada seseorang siapa pemiliknya. Lalu, merekapun bertamu & ingin bertemu dengan pemilik rumah yang sebut saja Pak Haji. Si Agus menawarkan radio ke Pak Haji tsb. Pak Haji tertarik, tapi kebetulan Ia sedang tidak ada uang kontan yang mencukupi. (Misalnya harganya Rp 75 ribu hanya ada uang Rp 25 ribu). Tapi apa kata si Agus? “Tidak apa-apalah Pak Haji, Rp 25 ribu, sisanya kan bisa dibayar pakai padi, pakai ayam pun jadilah….” Kata-kata si Agus ini rupanya menarik bagi Pak Haji, maka ia pun memerintahkan anak buahnya untuk menangkap beberapa ekor ayam.

Pak Djujuk muda & rekannya lalu melanjutkan perjalanan. Tugas Pak Djujuk muda saat itu membawa sebuah radio yang belum laku & 6 ekor ayam. Sampai di kampung lain, si Agus membelokkan motornya ke sebuah rumah penduduk. Ia tawarkan radio, tetapi pemilik rumah tidak tertarik karena sudah punya, namun tertarik pada ayam yang mereka bawa. Enam ekor ayam itu dibelinya Rp 60 ribu. Radio yang tadi seharusnya dibeli Pak Haji Rp 75 ribu, tetapi yang Rp 50 ribu dibayar pakai 6 ekor ayam, ternyata ayam2 itu laku dijual Rp 60 ribu. Jadi boleh dibilang radio itu akhirnya laku Rp 85 ribu.

Mereka kemudian melanjutkan perjalanan lagi, kali ini tugas Pak Djujuk muda sudah ringan, sambil membonceng, memegang sebuah radio. Si Agus dengan gaya ramah bersahabat masuk pekarangan sebuah rumah yang cukup bagus, dan terlihat banyak padi. Ditawarkannya radio itu.

“Saya sebenarnya tertarik dengan radio ini, tapi saya cuma punya padi,” kata tuan rumah yang ternyata salah seorang pejabat desa.

“Boleh Pak, tukar saja dengan 2 kuintal padi,” kata Si Agus. Pak Djujuk muda mulai khawatir, jangan2 ia nanti disuruh memanggul padi sebanyak 2 kuintal itu. Ternyata tidak, Si Agus meminjam gerobak dorong, lalu membawa padi itu ke huler atau tempat penggilingan padi. Rupanya padi2 tsb langsung dijual di situ, jual cepat, harga murah. Meskipun harga murah, ternyata 2 kuintal padi laku Rp 100 ribu. Pak Djujuk muda jadi terbengong-bengong sendiri. Begitulah cara dia mencari uang. Anehnya, 2 buah radio yang seharusnya dijual dengan harga Rp 150 ribu, ternyata setelah dihitung-hitung menghasilkan Rp 185 ribu.

Agus bukan hanya menjual radio, tetapi juga barang-barang lain. Bukan pula hanya barang-barang milik dia sendiri, tetapi juga titipan punya orang yang ingin menjual barang-barangnya. Ada jam tangan, ada emas berlian, dan sebagainya.

Itulah gambaran bisnis “Saudagar Gentayangan” yang bisa dilakukan siapa saja. Modalnya adalah jujur, dapat dipercaya. Anda bisa langsung membawa barang-barang Dan lalu Anda jual di sana, di kampung misalnya, bisa juga mendata calon pembeli, mereka membutuhkan barang-barang apa saja, lalu Anda bawakan. Perlu mebel? Saya bawakan! Perlu tape recorder, mesin cuci, kulkas? Saya bawakan. Apapun barang yang mereka butuhkan bisa Anda adakan. Dagang di desa pun bisa memperoleh keuntungan yang besar. Dagangan Anda, jika dibayar dengan ayam, misalnya, terima saja. Tapi Anda harus tahu harga ayam di pasar berapa? Barangkali bukan hanya ayam, tetapi juga singkong, padi, pisang, dan sebagainya. Di desa cenderung “ tidak ada” uang.

Banyak barang dari kota yang mereka perlukan, seperti sepeda untuk anak-anak sekolah, petromax, kulkas, mesin disel penyedot air yang kecil itu, pakaian (kaos, jeans) dan banyak lagi yang niscaya Anda akan bisa segera mendeteksinya.

Anda pasti berhasil, yang penting jujur, dapat dipercaya, penampilan murah senyum, pandai bergaul tetapi jangan terbiasa banyak bicara masalah politik, ngobrolnya yang ringan-ringan saja. Pesan Pak Djujuk, jangan menjualnya dengan pembayaran secara kredit. Pokoknya kontan. Biar ditukar ayam, padi, kacang, yang penting kontan.

Menjadi “Saudagar Gentayangan” itu enak, berdagang berekreasi melihat daerah-daerah dan suasana baru, banyak kenalan, nama terkenal, rezeki lancar.

Bekasi, 2 November 2006

Diceritakan kembali oleh
Febby Rudiana
Dari buku “Kiat Sukses Mencari & Mendapatkan Banyak Uang”
Oleh : H.M. Ambaldy Djuardi (Pak Djujuk)

Ps. Dapat inspirasi dari cerita ini? :) Look around you, find someone’s need & fulfill it.
Btw, nulisnya sambil nahan mules karna nunggu hari si Baby lahir :)

Monday, October 30, 2006

My Big & Small Winning after 1 year resign & fully TDA

To : TDA Community, Juli 2006

Bulan JULI adalah bulan yang cukup penting buat saya karena beberapa peristiwa penting dalam hidup saya terjadi di bulan ini.

Tanggal 1 Juli 2006 bertepatan dengan 1 tahun saya resign dari menjadi TDB di sebuah kantor lembaga pemerintah di Jakarta Pusat menjadi fully TDA => Big Winning karna benar2 membutuhkan keberanian tuk melakukannya.

Keinginan yang mendorong saya tuk segera resign dari kantor saat itu adalah MENCAPAI KESEIMBANGAN HIDUP. Karna selama menjadi TDB saya merasa hidup saya tidak seimbang.

* Waktu saya banyak habis di jalan (5 jam tuk PP kantor-rumah). Belum lagi setiap hari harus menikmati pemandangan macet & stress Jakarta.
* Tidak bisa melihat perkembangan anak secara lebih detail & merasakan kegembiraan secara lebih sering bersamanya. Karena seringkali sudah lelah setibanya di rumah :( Saya pikir, waktu tidak akan terulang lagi. Kapan lagi saya akan menikmati masa-masa kecilnya yang lucu & menyenangkan ini. So, I had to make a big decision.
* Kesehatan saya sering terganggu oleh beberapa penyakit kecil, seperti hidung mimisan, telinga keluar darah, dsb…karena tubuh yang tidak seimbang (sejak kecil memang sering terjadi kalau saya capek) yang saya pikir kalau dibiarkan terus akan merusak kesehatan saya secara keseluruhan & menjadi penyakit besar nantinya. Hmm….bukankah kesehatan adalah aset yang utama.
* Plus ditambah pengalaman saat melahirkan Alif (anak 1) saat masih TDB. Mungkin karena saya sering kecapekan, akhirnya Alif sempat harus masuk ICU selama 10 hari setelah dilahirkan karena sesak napas :( Inilah resiko saat masih menjadi TDB sekaligus merintis usaha (Amphibi) dalam keadaan hamil anak 1.
* Usaha yang saya rintis saat masih amphibi seakan HIDUP SEGAN MATI TAK MAU. Saya pikir, harus segera diluangkan waktu untuk mencari permasalahannya & segera ambil keputusan kalau memang saya mau serius menjalani usaha.
Akhirnya dengan dorongan & keyakinan dari Suami & memohon petunjuk dari Allah SWT, saya memutuskan resign dari kantor per 1 Juli 2006 & keseimbangan hidup mulai bisa saya rasakan :)

Tanggal 11 Juli 2006 ini adalah 3 tahun pernikahan saya dengan seorang lelaki yang sungguh sangat saya syukuri diberikan Allah SWT untuk mendampingi & memimpin hidup saya ke depan menuju keluarga Sakinah, Mawardah, & Warohmah.. Amin. Thanks a lot to my beloved husband :)
Suami saya termasuk seorang yang berhasil merubah mindset saya dari seorang yang dulunya Carrier Minded (bener2 seorang yg berorientasi pendidikan formal & karir) menjadi seorang Wirausahawati secara lebih serius. => Big Winning

Tanggal 20 Juli 2006 untuk pertama kali, kami mendapatkan kredit dari Bank. Sebelumnya kami (saya & suami) termasuk yang sangat menghindari hutang Bank. Jangankan Bank, kartu kredit aja selalu kami lunasi setiap bulannya (untuk menghindari bunga). Tapi, dengan keyakinan & perhitungan cashflow akhirnya kami memutuskan untuk berani ambil kredit setelah 2 tahun usaha berjalan. Alhamdulillah, kami mendapat kredit Full PRK (Pinjaman Rekening Koran) tanpa perlu pinjaman KPR. Rencananya, kredit ini akan kami gunakan untuk menambah modal & pengembangan usaha. => Small Winning

Thanks to Pak Agus Ali, kami mengenal orang bank ini saat acara Kunjungan TDA ke Konveksi Pak Agus, Sabtu 11 Februari 2006.

Tanggal 23 Juli 2006 (besok) adalah 2 tahun kelahiran putri pertama saya, Alif. Seorang putri cantik, sehat, & periang J Bersyukur, setelah fully TDA, saya bisa melewati lebih banyak waktu bersamanya. Alif benar-benar menjadi inspirasi saya membuka usaha-usaha saya saat ini, mulai dari Alif Collection, Alif Cellular, sampai Alif Fashion Collection. Saat-saat yang benar-benar menyenangkan. Playing all the time with Alif :) => Big Winning

Plus ditambah calon anak ke-2 yang sudah memasuki bukan ke-6 kehamilan. Insya’allah bisa mendapatkan seorang putra yang sehat. Amin. Biar lengkap sepasang :)

Tahun ini bertepatan 2 tahun usaha saya berjalan di PTC. Alhamdulillah, masih bisa survive & menghasilkan sampai saat ini. Walaupun kondisi sempat turun naik & bingung dengan cicilan kios (kebetulan kios kami beli dengan kredit). Alhamdulillah cicilan tetap bisa terbayar & usaha tetap berjalan :) Buat saya tetap menjadi suatu prestasi tersendiri dari seorang yang sebelumnya gak punya pengalaman buka toko menjadi pemilik toko & pengusaha di PTC => Small Winning

Semenjak resign dari kantor, saya juga mulai menerapkan konsep SOHO (Small Office Home Office), disamping kontrol toko-toko yang sudah berjalan. Saya mulai menjalankannya dengan berbisnis via online (memasarkan produk-produk Alif Collection) melalui internet di rumah. Saya merasa konsep ini sangat cocok buat Ibu-Ibu seperti saya yang tidak bisa diam tapi juga tetap ingin dekat & punya waktu untuk keluarga. Dengan konsep ini, saya bisa menentukan sendiri kapan waktu kerja & kapan waktu libur saya. Hasilnya sungguh luar biasa. Hampir setiap hari telpon, sms, & email saya terima dari calon-calon customer yang tertarik dengan produk Alif Collection. => Small Winning

Bahkan saya sering menerima permintaan order-order besar yang sayangnya belum bisa saya penuhi karena kendala keterbatasan stok produk. Tapi, dengan tambahan modal yang kami dapatkan dari Bank saat ini, insya’allah kendala ini akan mulai berkurang :)

Semenjak menjadi fully TDA, saya juga jadi punya banyak waktu untuk ibadah => Big Winning
Inya’allah dengan mulai persiapan dari sekarang, tahun 2008 akan menjadi tahun keberangkatan haji kami (saya & suami) untuk pertama kalinya. Amin.

Dan small-small winning lainnya selama fully TDA yang terlalu panjang untuk diceritakan. Smoga kedepan, saya bisa meningkatkan small & big winning kami. Amin. Juga smoga menjadi inspirasi bagi wanita Indonesia untuk tetap semangat & think positively :)

Ayo Maju Wanita Indonesia !!

Tetap Semangat & Salam TDA,


Febby Rudiana

Thursday, October 26, 2006

Pelajaran dari Ray Kroc, pendiri McDonald's

By : Febby Rudiana, 17 Maret 2006
To : tangandiatas community

Hari Kamis kemarin, 16 Maret 2006, saya sempat ngobrol dengan seorang rekan TDA yang sedang menjalankan usaha sebuah waralaba lokal. Beliau menyampaikan mengenai keadaan usahanya yang berkejar-kejaran antara omzet dan harus menutup biaya operasional, terutama uang sewa tempat yang terus naik setiap tahun.

Ini salah satu pelajaran Robert Kiyosaki yang saya coba jalani dengan bisnis saya. Robert Kiyosaki dalam bukunya Rich Dad, Poor Dad selalu menekankan “URUSLAH BISNIS ANDA SENDIRI.”

Robert Kiyosaki mengisahkan tentang seorang pendiri McDonald’s, Ray Kroc yang bercerita di depan mahasiswa MBA di University of Texas pada tahun 1974. Ray Kroc bertanya pada mereka, bisnis apa yang ia geluti. Mereka tertawa dan menjawab, siapa sih yang tidak tahu kalau ia berbisnis hamburger.

Ray tertawa kecil karena sudah menduga jawaban tersebut. Lalu ia menjawab bahwa ia tidak berbisnis hamburger. “Bisnis saya adalah REAL ESTAT.” Ray menjelaskan sangat panjang lebar mengenai sudut pandangnya ini. Real estat dan lokasinya adalah faktor paling signifikan dalam keberhasilan setiap waralaba. Pada dasarnya, orang yang membeli waralaba juga membayar atau membeli tanah di bawah waralaba untuk perusahaan Ray Kroc.

Saat ini McDonald’s adalah pemilik tunggal real estat yang terbesar di dunia. McDonald’s memiliki beberapa perempatan dan sudut jalan yang paling berharga di Amerika, dan juga di bagian-bagian lain dunia.

Cerita Ray Kroc inilah yang awalnya membuat saya sedikit “memaksakan diri” untuk membeli kios pertama kami (saya dan suami), sekitar 2 tahun lalu. Dalam pikiran saya saat itu, apa yang akan dijual itu urusan nanti. Saya bisa menjual apa saja, tergantung kemauan pasar nanti.

Saya bersyukur bahwa apa yang saya lakukan telah banyak memberi pelajaran bagi saya. Dari sedikit memaksakan diri itulah akhirnya saya belajar lebih banyak tentang usaha dan pemilihan lokasi yang bagus. Tinggal saat ini “belajar” lebih giat lagi untuk mengembangkan usaha yang lebih profitable sehingga bisa menambah aset bisnis. Juga tujuan passif income segera tercapai. Seperti tertulis dalam Cash Flow game “To get out of the Rat Race and onto the Fast Track by building up your Passive Income to be greater than your Total Expenses”