Monday, December 22, 2008

Selamat Hari Ibu 2008

Buat para Ibu, Mom, Bunda semua "Selamat Hari Ibu" :) Menjadi seorang Ibu adalah sebuah tugas mulia yang Insya'allah akan mendapat pahala di akhirat kelak. Amin.

Tahun ini kembali saya mendapat amanah untuk mempersiapkan satu lagi calon anak ke-3. Ya...saat ini kehamilan saya sudah memasuki bulan ke-3. Surprise sebenarnya bahkan pada awalnya saya sempat ragu, takut, apakah saya sanggup. Mengingat jarak umur dengan anak ke-2 yang saat ini masih berumur dua tahun. Kehamilan ini benar-benar di luar rencana. Hmm...memang benar. Manusia hanya bisa berencana. Tapi, semuanya kembali kepada kehendak Allah SWT. Karena hanya Allah-lah yang tahu apa yang terbaik bagi hambanya.

Doakan saja semoga kehamilan sampai saat melahirkan nanti bisa berjalan dengan lancar. Amin...

Salam,

Febby Rudiana

Thursday, November 13, 2008

Target Laktasi Dua Tahun Telah Tercapai

Alhamdulillah....bulan ini si kecil Baihaqi sudah berumur dua tahun. Itu berarti target saya untuk memberikan ASI sampai Baiq berumur dua tahun telah tercapai. Seperti salah satu resolusi 2008 yang pernah saya buat bulan Desember tahun lalu.

Alhamdulillah semua dimudahkan oleh-Nya. Mulai dari keinginan saya & suami untuk memiliki anak laki-laki setelah sebelumnya dianugerahi seorang putri yang cantik. Dari mulai kelahiran si kecil dengan cara normal, tanpa perlu operasi. Kemudian sukses memberikan ASI Eksklusif sampai umur enam bulan. Hingga kini berhasil mencapai pemberian ASI sampai umur dua tahun. Sebagai seorang Ibu bisa memberikan yang terbaik bagi putra-putrinya adalah suatu kebanggaan tersendiri.

Sekarang tinggal mendidik & mengisi hari-hari di masa pertumbuhan emasnya ( 5 years golden age) agar ia bisa tumbuh optimal & kelak bersama sang kakak bisa menjadi anak yang sholeh & sholehah. Bisa mencapai apapun cita-cita mereka dengan sukses dan bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, maupun masyarakat. Amin.

Love You,

Febby Rudiana

Wednesday, October 29, 2008

MUDIK LEBARAN 2008

Mumpung masih pagi & pikiran masih fresh, saya coba sempatkan untuk menulis cerita mudik lebaran kemarin. Kalau nggak, pasti gak bakalan tercatat di blog ini lagi deh....seperti sebelumnya. Karena yang namanya kesibukan, apalagi kalau punya anak yang masih kecil-kecil seperti saya, nggak bakalan habis-habis. Belum lagi urusan usaha. Anyway, itulah seni dalam hidup ini, penuh cerita & warna. Just enjoy it :) Mungkin kalau nanti saya sudah tua & blog ini masih ada, saya akan tersenyum atau tertawa sendiri mengingatnya :))

Mudik Lebaran kali ini, kami sekeluarga pergi ke kampung halaman Suami di Medan. Biasanya sih, kalau mudik lebaran selalu ke rumah orang tua saya di Surabaya. Berhubung tahun ini rencana mudik kami ke Medan, jadi sebulan sebelumnya saya & keluarga pergi ke Surabaya dulu untuk silaturahmi sekalian menghadiri acara reuni SMA saya (SMADA).

Berangkat ke Medan dapat tiket pesawat Lion Air, demikian juga pulangnya. Masih cukup mahal tarifnya, karena masih musim lebaran. Saat perjalanan dari Jakarta menuju Medan, take 0ff & landednya cukup membuat sport jantung nih. Kasar & menderu suaranya. Saya hanya bisa berdoa dalam hati & berzikir, semoga semuanya tidak ada masalah.

Kata Suami saat itu, mungkin karena tempat duduk kami no.22 yang bertepatan di atas posisi roda & sayap pesawat. Entahlah...tapi saya rasa bukan cuma itu. Alhamdulillah, kami tiba di Medan dengan selamat. Pulangnya, saat perjalanan dari Medan ke Jakarta dengan pesawat Lion Air juga, alhamdulillah lebih mulus & tidak terasa saat take off maupun landed. Padahal di tengah-tengah jalan pilot sempat menyampaikan ada kondisi cuaca agak buruk.

Tiba di bandara Polonia, Medan yang terasa cuma laper & pengin makan Soto Medan. Setelah mobil sewaan datang ditemani para ponakan saya, pergilah kami cari si Soto Medan. Keliling lumayan agak lama nggak dapat, mungkin karena masih suasana lebaran, jadi warung pada tutup kali ya... Akhirnya dapat juga di rumah makan Soto Medan Purwodadi. Walah...gak salah nih :) Jualan Soto Medan tapi merknya Purwodadi. He..he..kaya Bika Ambon tapi merknya dari Medan. Setelah menunggu pelayanan yang super duper lama.... akhirnya datang juga pesanan Soto Medan kami. Rasa soto lumayan enak, sayang pelayanan yang sangat lambat dan antar pelayan yang malah saling salah menyalahkan membuat suasana makan sangat tidak nyaman.

Lepas kenyang makan, kami melanjutkan perjalanan menuju komplek Inalum, Tanjung Balai, sekitar dua jam lebih dari kota Medan. Sepanjang jalan banyak perkebunan sawit, coklat, dan entah apa lagi. Tapi, setahu saya sawit & coklat adalah komoditas utama disini.

Tiga hari pertama kami gunakan untuk berkeliling Tanjung Balai, Kisaran, dan Tebing Tinggi mengunjungi sanak famili. Suguhan favorit kami adalah kerang batu dicocol pakai sambal nanas :) Di Tebing Tinggi tak lupa mampir beli makanan favorit saya, yaitu Roti Cane pakai kuah gulai atau dengan gula saja. Enak bangetttt.... Nggak lupa keliling Tebing naik Becak Motor. Sayang gak sempet ambil fotonya :( Malamnya mampir lagi makan Mie keling & sate kerang di pasar. He..he..kemana-mana pastinya harus ada wisata kuliner :)

Tebing Tinggi sebenarnya terkenal sebagai "Kota Lemang". Itu tuh makanan jajanan yang terbuat dari ketan yang dibakar didalam wadah bambu. Bisa dimakan gitu aja atau dicocol pakai srikaya. Plus terkenal juga banyak durian enak & murah-murah disini. Sayang waktu saya kesana katanya bukan musimnya durian.

Dua hari selanjutnya kami pakai menginap di BRASTAGI. Seperti Puncak-lah kalau di Jakarta. Perjalanan dari Tanjung Balai memakan waktu sekitar 4 jam. Fiuhh...capek juga. Kami menginap di Hotel Mickey Holiday. Very recomended hotel kalau di Brastagi mah. Sebelah hotel ada tempat mainan anak-anak sejenis Dufan kecil-lah. He..he..ini juga yang selalu dicari kalau rekreasi sama anak-anak. Anak-anak juga suka banget naik kuda di Brastagi.

Di Brastagi tak lupa beli souvenir kaos & oleh-oleh Sirup Markisa botol. Sampai nyari ke pabriknya segala loh....:)) Brastagi memang terkenal sebagai "Kota Markisa". Dan memang gak sia-sia, rasa sirup markisanya emang beda dengan sirup markisa yang biasa ada di supermarket di Jakarta. Rasa Markisanya lebih terasa.

Balik ke Medan, sebelum ke Bandara Polonia, mampir dulu beli oleh-oleh Bika Ambon Medan. Satu jalan itu penuh dengan penjual bika ambon. Apa ya nama jalannya, lupa deh. Yang pasti favorit saya yang merk "ATIK". Selain bika ambon, sebenarnya ada juga bolu yang bisa dibuat oleh-oleh.

Nah...selesai sudah cerita singkat liburan keluarga saya ke Medan & sekitarnya.

Salam,

Febby Rudiana
www.Alif-Collection.com
www.Bibo-Collection.com
www.Bibo-Collection.blogspot.com (khusus Distributor & Agen)



Monday, October 27, 2008

Back To Work

Alhamdulillah... setelah berlibur selama seminggu di kampung halaman Suami di Medan, saya mulai kembali ke rutinitas harian. Cukup menyenangkan bisa mengunjungi keluarga yang sudah lama tidak bersua. Jarang-jarang bisa pulkam ke Sumatra soalnya. Tiga tahun sekali belum tentu. Jadi, kami bersyukur tahun ini bisa berkesempatan pulkam. Banyak tempat yang kami kunjungi. Mulai dari Medan, Tanjung Balai, Kisaran, Tebing Tinggi, dan Brastagi.

Soal cerita-cerita liburannya nanti saja ya...berhubung masih banyak kerjaan yang sudah menunggu. Ini masalah klasik lagi, dimana sampai sekarang saya belum berhasil mendapatkan asisten usaha yang pas, jadi masih banyak pekerjaan yang harus dikerjakan sendiri oleh owners. He...he...tipikal usaha UKM ya...:)

Alhamdulillahnya...mungkin Allah mendengar permasalahan saya, sehingga suatu hari saya mendapat kunjungan seorang pelatih bisnis yang mau jauh-jauh datang ke tempat saya (gratis lagi) & membantu memetakan permasalahan dan insya'allah bisa membantu mencarikan solusinya. Meski belum terjawab semuanya, at least saya memiliki gambaran prioritas apa yang harus dilakukan.

Jadi, beberapa bulan ini akan saya fokuskan untuk membenahi manajemen usaha & waktu. Disamping menambah lagi pengetahuan & ilmu baru agar otak tidak jadi karatan karena tidak banyak diasah.

Oh ya, ada satu lagi rencana training yang sudah ditetapkan tahun ini, tapi belum kesampaian. Yaitu, training ESQ. Ya...bagaimanapun hati & emosi juga harus banyak dimanage karena pengaruhnya jauh lebih besar dalam pencapaian kesuksesan dunia & akhirat. Insya'allah....

Salam,

Febby Rudiana

Owners of:
ALIF Collection
Koleksi Fashion Remaja & Dewasa
Pulogadung Trade Center (PTC) 
lt. Dasar (Ground), No.71           
Jl. Raya Bekasi, Kawasan Industri JIEP
Jakarta Timur
www.Alif-Collection.com

BIBO Collection 
Koleksi & Produksi Baju Muslim Anak merk BIBO & aneka Fashion Anak-anak
Pulogadung Trade Center (PTC) 
lt. Dasar (Ground), No.79 & 80
Jl. Raya Bekasi, Kawasan Industri JIEP
Jakarta Timur
www.Bibo-Collection.com
   

Friday, October 17, 2008

Kalau Langit Masih Kurang Tinggi

Indo Pos, Minggu, 28 Sept 2008
Jluntrungan Krisis Subprime di Amerika Serikat

Kalau Langit Masih Kurang Tinggi
Oleh: Dahlan Iskan

Meski saya bukan ekonom, banyak pembaca tetap minta saya "menceritakan" secara awam mengenai hebatnya krisis keuangan di AS saat ini. Seperti juga, banyak pembaca tetap bertanya tentang sakit liver, meski mereka tahu saya bukan dokter. Saya coba:

Semua perusahaan yang sudah go public lebih dituntut untuk terus berkembang di semua sektor. Terutama labanya. Kalau bisa, laba sebuah perusahaan publik terus meningkat sampai 20 persen setiap tahun. Soal caranya bagaimana, itu urusan kiat para CEO dan direkturnya.

Pemilik perusahaan itu (para pemilik saham) biasanya sudah tidak mau tahu lagi apa dan bagaimana perusahaan tersebut dijalankan. Yang mereka mau tahu adalah dua hal yang terpenting saja: harga sahamnya harus terus naik dan labanya harus terus meningkat.

Perusahaan publik di AS biasanya dimiliki ribuan atau ratusan ribu orang, sehingga mereka tidak peduli lagi dengan tetek-bengek perusahaan mereka.

Mengapa mereka menginginkan harga saham harus terus naik? Agar kalau para pemilik saham itu ingin menjual saham, bisa dapat harga lebih tinggi dibanding waktu mereka beli dulu: untung. Mengapa laba juga harus terus naik? Agar, kalau mereka tidak ingin jual saham, setiap tahun mereka bisa dapat pembagian laba (dividen) yang kian banyak.

Soal cara bagaimana agar keinginan dua hal itu bisa terlaksana dengan baik, terserah pada CEO-nya. Mau pakai cara kucing hitam atau cara kucing putih, terserah saja. Sudah ada hukum yang mengawasi cara kerja para CEO tersebut: hukum perusahaan, hukum pasar modal, hukum pajak, hukum perburuhan, dan seterusnya.

Apakah para CEO yang harus selalu memikirkan dua hal itu merasa tertekan dan stres setiap hari? Bukankah sebuah perusahaan kadang bisa untung, tapi kadang bisa rugi?

Anehnya, para CEO belum tentu merasa terus-menerus diuber target. Tanpa disuruh pun para CEO sendiri memang juga menginginkannya. Mengapa? Pertama, agar dia tidak terancam kehilangan jabatan CEO. Kedua, agar dia mendapat bonus superbesar yang biasanya dihitung sekian persen dari laba dan pertumbuhan yang dicapai. Gaji dan bonus yang diterima para CEO perusahaan besar di AS bisa 100 kali lebih besar dari gaji Presiden George Bush. Mana bisa dengan gaji sebesar itu masih stres?

Keinginan pemegang saham dan keinginan para CEO dengan demikian seperti tumbu ketemu tutup: klop. Maka, semua perusahaan dipaksa untuk terus-menerus berkembang dan membesar. Kalau tidak ada jalan, harus dicarikan jalan lain. Kalau jalan lain tidak ditemukan, bikin jalan baru. Kalau bikin jalan baru ternyata sulit, ambil saja jalannya orang lain. Kalau tidak boleh diambil? Beli! Kalau tidak dijual? Beli dengan cara yang licik dan kasar! Istilah populernya hostile take over.

Kalau masih tidak bisa juga, masih ada jalan aneh: minta politisi untuk bikinkan berbagai peraturan yang memungkinkan perusahaan bisa mendapat jalan.

Kalau perusahaan terus berkembang, semua orang happy. CEO dan para direkturnya happy karena dapat bonus yang mencapai Rp 500 miliar setahun. Para pemilik saham juga happy karena kekayaannya terus naik. Pemerintah happy karena penerimaan pajak yang terus membesar. Politisi happy karena dapat dukungan atau sumber dana.

Dengan gambaran seperti itulah ekonomi AS berkembang pesat dan kesejahteraan rakyatnya meningkat. Semua orang lantas mampu membeli kebutuhan hidupnya. Kulkas, TV, mobil, dan rumah laku dengan kerasnya. Semakin banyak yang bisa membeli barang, ekonomi semakin maju lagi.

Karena itu, AS perlu banyak sekali barang. Barang apa saja. Kalau tidak bisa bikin sendiri, datangkan saja dari Tiongkok atau Indonesia atau negara lainnya. Itulah yang membuat Tiongkok bisa menjual barang apa saja ke AS yang bisa membuat Tiongkok punya cadangan devisa terbesar di dunia: USD 2 triliun!

Sudah lebih dari 60 tahun cara "membesarkan" perusahaan seperti itu dilakukan di AS dengan suksesnya. Itulah bagian dari ekonomi kapitalis. AS dengan kemakmuran dan kekuatan ekonominya lalu menjadi penguasa dunia.

Tapi, itu belum cukup.

Yang makmur harus terus lebih makmur. Punya toilet otomatis dianggap tidak cukup lagi: harus computerized!

Bonus yang sudah amat besar masih kurang besar. Laba yang terus meningkat harus terus mengejar langit. Ukuran perusahaan yang sudah sebesar gajah harus dibikin lebih jumbo. Langit, gajah, jumbo juga belum cukup.

Ketika semua orang sudah mampu beli rumah, mestinya tidak ada lagi perusahaan yang jual rumah. Tapi, karena perusahaan harus terus meningkat, dicarilah jalan agar penjualan rumah tetap bisa dilakukan dalam jumlah yang kian banyak. Kalau orangnya sudah punya rumah, harus diciptakan agar kucing atau anjingnya juga punya rumah. Demikian juga mobilnya.

Tapi, ketika anjingnya pun sudah punya rumah, siapa pula yang akan beli rumah?

Kalau tidak ada lagi yang beli rumah, bagaimana perusahaan bisa lebih besar? Bagaimana perusahaan penjamin bisa lebih besar? Bagaimana perusahaan alat-alat bangunan bisa lebih besar? Bagaimana bank bisa lebih besar? Bagaimana notaris bisa lebih besar? Bagaimana perusahaan penjual kloset bisa lebih besar? Padahal, doktrinnya, semua perusahaan harus semakin besar?

Ada jalan baru. Pemerintah AS-lah yang membuat jalan baru itu. Pada 1980, pemerintah bikin keputusan yang disebut "Deregulasi Kontrol Moneter". Intinya, dalam hal kredit rumah, perusahaan realestat diperbolehkan menggunakan variabel bunga. Maksudnya: boleh mengenakan bunga tambahan dari bunga yang sudah ditetapkan secara pasti. Peraturan baru itu berlaku dua tahun kemudian.

Inilah peluang besar bagi banyak sektor usaha: realestat, perbankan, asuransi, broker, underwriter, dan seterusnya. Peluang itulah yang dimanfaatkan perbankan secara nyata.

Begini ceritanya:

Sejak sebelum 1925, di AS sudah ada UU Mortgage. Yakni, semacam undang-undang kredit pemilikan rumah (KPR). Semua warga AS, asalkan memenuhi syarat tertentu, bisa mendapat mortgage (anggap saja seperti KPR, meski tidak sama).

Misalnya, kalau gaji seseorang sudah Rp 100 juta setahun, boleh ambil mortgage untuk beli rumah seharga Rp 250 juta. Cicilan bulanannya ringan karena mortgage itu berjangka 30 tahun dengan bunga 6 persen setahun.

Negara-negara maju, termasuk Singapura, umumnya punya UU Mortgage. Yang terbaru adalah UU Mortgage di Dubai. Sejak itu, penjualan properti di Dubai naik 55 persen. UU Mortgage tersebut sangat ketat dalam menetapkan syarat orang yang bisa mendapat mortgage.

Dengan keluarnya "jalan baru" pada 1980 itu, terbuka peluang untuk menaikkan bunga. Bisnis yang terkait dengan perumahan kembali hidup. Bank bisa dapat peluang bunga tambahan. Bank menjadi lebih agresif. Juga para broker dan bisnis lain yang terkait.

Tapi, karena semua orang sudah punya rumah, tetap saja ada hambatan. Maka, ada lagi "jalan baru" yang dibuat pemerintah enam tahun kemudian. Yakni, tahun 1986.

Pada 1986 itu, pemerintah menetapkan reformasi pajak. Salah satu isinya: pembeli rumah diberi keringanan pajak. Keringanan itu juga berlaku bagi pembelian rumah satu lagi. Artinya, meski sudah punya rumah, kalau mau beli rumah satu lagi, masih bisa dimasukkan dalam fasilitas itu.

Di negara-negara maju, sebuah keringanan pajak mendapat sambutan yang luar biasa. Di sana pajak memang sangat tinggi. Bahkan, seperti di Swedia atau Denmark, gaji seseorang dipajaki sampai 50 persen. Imbalannya, semua keperluan hidup seperti sekolah dan pengobatan gratis. Hari tua juga terjamin.

Dengan adanya fasilitas pajak itu, gairah bisnis rumah meningkat drastis menjelang 1990. Dan terus melejit selama 12 tahun berikutnya. Kredit yang disebut mortgage yang biasanya hanya USD 150 miliar setahun langsung menjadi dua kali lipat pada tahun berikutnya. Tahun-tahun berikutnya terus meningkat lagi. Pada 2004 mencapai hampir USD 700 miliar setahun.

Kata "mortgage" berasal dari istilah hukum dalam bahasa Prancis. Artinya: matinya sebuah ikrar. Itu agak berbeda dari kredit rumah. Dalam mortgage, Anda mendapat kredit. Lalu, Anda memiliki rumah. Rumah itu Anda serahkan kepada pihak yang memberi kredit. Anda boleh menempatinya selama cicilan Anda belum lunas.

Karena rumah itu bukan milik Anda, begitu pembayaran mortgage macet, rumah itu otomatis tidak bisa Anda tempati. Sejak awal ada ikrar bahwa itu bukan rumah Anda. Atau belum. Maka, ketika Anda tidak membayar cicilan, ikrar itu dianggap mati. Dengan demikian, Anda harus langsung pergi dari rumah tersebut.

Lalu, apa hubungannya dengan bangkrutnya investment banking seperti Lehman Brothers?

Gairah bisnis rumah yang luar biasa pada 1990-2004 itu bukan hanya karena fasilitas pajak tersebut. Fasilitas itu telah dilihat oleh "para pelaku bisnis keuangan" sebagai peluang untuk membesarkan perusahaan dan meningkatkan laba.

Warga terus dirangsang dengan berbagai iklan dan berbagai fasilitas mortgage. Jor-joran memberi kredit bertemu dengan jor-joran membeli rumah. Harga rumah dan tanah naik terus melebihi bunga bank.

Akibatnya, yang pintar bukan hanya orang-orang bank, tapi juga para pemilik rumah. Yang rumahnya sudah lunas, di-mortgage-kan lagi untuk membeli rumah berikutnya. Yang belum memenuhi syarat beli rumah pun bisa mendapatkan kredit dengan harapan toh harga rumahnya terus naik. Kalau toh suatu saat ada yang tidak bisa bayar, bank masih untung. Jadi, tidak ada kata takut dalam memberi kredit rumah.

Tapi, bank tentu punya batasan yang ketat sebagaimana diatur dalam undang-undang perbankan yang keras.

Sekali lagi, bagi orang bisnis, selalu ada jalan. ;-)

Jalan baru itu adalah ini: bank bisa bekerja sama dengan "bank jenis lain" yang disebut investment banking.

Apakah investment banking itu bank?

Bukan. Ia perusahaan keuangan yang "hanya mirip" bank. Ia lebih bebas daripada bank. Ia tidak terikat peraturan bank. Bisa berbuat banyak hal: menerima macam-macam "deposito" dari para pemilik uang, meminjamkan uang, meminjam uang, membeli perusahaan, membeli saham, menjadi penjamin, membeli rumah, menjual rumah, private placeman, dan apa pun yang orang bisa lakukan. Bahkan, bisa melakukan apa yang orang tidak pernah memikirkan! Lehman Brothers, Bear Stern, dan banyak lagi adalah jenis investment banking itu.

Dengan kebebasannya tersebut, ia bisa lebih agresif. Bisa memberi pinjaman tanpa ketentuan pembatasan apa pun. Bisa membeli perusahaan dan menjualnya kapan saja. Kalau uangnya tidak cukup, ia bisa pinjam kepada siapa saja: kepada bank lain atau kepada sesama investment banking. Atau, juga kepada orang-orang kaya yang punya banyak uang dengan istilah "personal banking".

Saya sering kedatangan orang dari investment banking seperti itu yang menawarkan banyak fasilitas. Kalau saya mau menempatkan dana di sana, saya dapat bunga lebih baik dengan hitungan yang rumit. Biasanya saya tidak sanggup mengikuti hitung-hitungan yang canggih itu.

Saya orang yang berpikiran sederhana. Biasanya tamu-tamu seperti itu saya serahkan ke Dirut Jawa Pos Wenny Ratna Dewi. Yang kalau menghitung angka lebih cepat dari kalkulator. Kini saya tahu, pada dasarnya dia tidak menawarkan fasilitas, tapi cari pinjaman untuk memutar cash-flow.

Begitu agresifnya para investment banking itu, sehingga kalau dulu hanya orang yang memenuhi syarat (prime) yang bisa dapat mortgage, yang kurang memenuhi syarat pun (sub-prime) dirangsang untuk minta mortgage.

Di AS, setiap orang punya rating. Tinggi rendahnya rating ditentukan oleh besar kecilnya penghasilan dan boros-tidaknya gaya hidup seseorang. Orang yang disebut prime adalah yang ratingnya 600 ke atas. Setiap tahun orang bisa memperkirakan sendiri, ratingnya naik atau turun.

Kalau sudah mencapai 600, dia sudah boleh bercita-cita punya rumah lewat mortgage. Kalau belum 600, dia harus berusaha mencapai 600. Bisa dengan terus bekerja keras agar gajinya naik atau terus melakukan penghematan pengeluaran.

Tapi, karena perusahaan harus semakin besar dan laba harus kian tinggi, pasar pun digelembungkan. Orang yang ratingnya baru 500 sudah ditawari mortgage. Toh kalau gagal bayar, rumah itu bisa disita. Setelah disita, bisa dijual dengan harga yang lebih tinggi dari nilai pinjaman. Tidak pernah dipikirkan jangka panjangnya.

Jangka panjang itu ternyata tidak terlalu panjang. Dalam waktu kurang dari 10 tahun, kegagalan bayar mortgage langsung melejit. Rumah yang disita sangat banyak. Rumah yang dijual kian bertambah. Kian banyak orang yang jual rumah, kian turun harganya. Kian turun harga, berarti nilai jaminan rumah itu kian tidak cocok dengan nilai pinjaman. Itu berarti kian banyak yang gagal bayar.

Bank atau investment banking yang memberi pinjaman telah pula menjaminkan rumah-rumah itu kepada bank atau investment banking yang lain. Yang lain itu menjaminkan ke yang lain lagi. Yang lain lagi itu menjaminkan ke yang berikutnya lagi. Satu ambruk, membuat yang lain ambruk. Seperti kartu domino yang didirikan berjajar. Satu roboh menimpa kartu lain. Roboh semua.

Berapa ratus ribu atau juta rumah yang termasuk dalam mortgage itu? Belum ada data. Yang ada baru nilai uangnya. Kira-kira mencapai 5 triliun dolar. Jadi, kalau Presiden Bush merencanakan menyuntik dana APBN USD 700 miliar, memang perlu dipertanyakan: kalau ternyata dana itu tidak menyelesaikan masalah, apa harus menambah USD 700 miliar lagi? Lalu, USD 700 miliar lagi?
Itulah yang ditanyakan anggota DPR AS sekarang, sehingga belum mau menyetujui rencana pemerintah tersebut. Padahal, jumlah suntikan sebanyak USD 700 miliar itu sudah sama dengan pendapatan seluruh bangsa dan negara Indonesia dijadikan satu.

Jadi, kita masih harus menunggu apa yang akan dilakukan pemerintah dan rakyat AS. Kita juga masih menunggu data berapa banyak perusahaan dan orang Indonesia yang "menabung"-kan uangnya di lembaga-lembaga investment banking yang kini lagi pada kesulitan itu.

Sebesar tabungan itulah Indonesia akan terseret ke dalamnya. Rasanya tidak banyak, sehingga pengaruhnya tidak akan sebesar pengaruhnya pada Singapura, Hongkong, atau Tiongkok.

Singapura dan Hongkong terpengaruh besar karena dua negara itu menjadi salah satu pusat beroperasinya raksasa-raksasa keuangan dunia. Sedangkan Tiongkok akan terpengaruh karena daya beli rakyat AS akan sangat menurun, yang berarti banyak barang buatan Tiongkok yang tidak bisa dikirim secara besar-besaran ke sana. Kita, setidaknya, masih bisa menanam jagung. :-)

Friday, September 19, 2008

Undangan Ngabuburit Bareng New Kijang Innova

Kali ini saya mau cerita undangan Ngabuburit yang saya hadiri Sabtu, tgl. 13 September 2008 lalu di Atrium Pondok Indah Mall 2. Acara ini diselenggarakan dalam rangka pengumuman lomba blogger untuk penulisan cerita di blog yang berhubungan dengan Toyota Kijang.

Bermula dari lomba menulis di blog "Liburan Bersama Kijang" yang iseng saya ikuti, saya mengirim tulisan yang pernah saya buat tahun lalu. Judulnya: "Kearifan Lokal". Cerita perjalanan mudik saya dan keluarga bersama Innova. Meski tulisan itu sudah lama saya buat, saya ikutkan saja, itung-itung berpartisipasi meramaikan dunia perbloggeran. Syukur-syukur kalau bisa menang Tamasya ke Disneyland Hongkong :)) (seperti yang tertulis di blog lomba toyota-ownerclub.com). Berharap sebelum batas waktu yang ditetapkan saya bisa membuat lagi satu tulisan baru yang bisa diikutsertakan. Ternyata oh...ternyata, kesibukan juga yang membuat saya akhirnya tidak bisa membuat satu tulisan baru untuk dilombakan :(

Sampai akhirnya saya ditelpon pihak Toyota & mendapat undangan malam itu. Hmm...pastinya saya akan bertemu dengan para blogger2 lainnya. Sounds interesting :) Ternyata benar!!! Para blogger sudah berkumpul di restoran Opasuki.

MC yang kocak mampu mencerahkan suasana. Diawali beberapa sambutan dari pihak Toyota, para Juri yang salah satunya adalah penulis terkenal, Fira Basuki. Siapa-siapa saja pemenangnya bisa dibaca di sini.

Meski tidak menang, saya senang bisa hadir di sana bersama para blogger lainnya. Sepertinya blogger mulai banyak mendapat tempat saat ini :) Mungkin nantinya akan semakin banyak lomba-lomba yang berhubungan dengan blog.

Salam,

Febby Rudiana
www.Alif-Collection.com
www.Bibo-Collection.com


Friday, July 04, 2008

Libur Sekolah

Dua bulan tidak menulis di blog kangen juga :) He..he...kemana aja sih? Nggak kemana-kemana, cuma lagi banyak yang harus dikerjakan saja dua bulan ini. Plus si Alif yang libur sekolah musti dikasih kegiatan biar nggak bosan & ujung-ujungnya gangguin adiknya, Bunda, atau Mbak-mbaknya. Dan urusan buat rencana kegiatan si Alif adalah urusan Bunda.

Alhamdulillah, pinjaman modal datang bertubi-tubi melebihi harapan. Di satu sisi saya cukup senang dengan hal ini, tapi di sisi lain justru menjadi suatu amanah yang harus dipertanggungjawabkan. It means, I have to learn more to grow up this business.

Dua bulan mempersiapkan produk-produk baru untuk persiapan menjelang bulan Ramadhan. Alhamdulillah, saat ini stok sudah mencukupi untuk beberapa item produk muslim, khususnya baju muslim anak & blus muslim dewasa.

Ini dia beberapa koleksi baju muslim anak merk Bibo Collection (www.Bibo-Collection.com).




Untuk pemesanan dengan harga grosir minimal 3pcs per modelnya. Silahkan sms ke No. 0815-8339134 untuk keterangan atau pemesanan.

Salam,

Febby Rudiana

Monday, April 28, 2008

Cerita Wisata Entrepreneurship TDA Srikandi

Ahamdulillah….akhirnya saya bisa menyempatkan diri mengikuti acara super rame & seru ala Bu Ning Harmanto yang diadakan hari Minggu kemarin, 27 April 2008. He…he… Lah iya, kalau koordinatornya aja seru, pastinya acaranya juga seru :)

Acara yang dimulai pukul 9.00 bermula di kediaman Ratu Ungu, Mami Ning. Bener-bener Ratu Ungu, sampai-sampai rumah, pabrik, dan kliniknyapun warna Ungu. Bahkan waktu acara berakhir di ITC Cempaka Mas, Mbak-Mbak SPG yang lagi berjualan komentar, koq dari tadi pengunjungnya banyak yang pakai baju ungu ya? He..he…

Sesi pertama setelah perkenalan dari Bu Ning, acara diisi dengan Pelatihan Pembuatan Ikan Bandeng oleh Ibu Ambar, Pelatihan Pembuatan Telur Asin, dan Permen Jahe oleh Kelompok Ibu-Ibu Candi Puyuh Jaya, Jakarta Utara. Saya kagum dengan para Ibu yang sederhana tersebut, tapi memiliki semangat perjuangan untuk mandiri dan bisa membantu perekonomian keluarga maupun lingkungannya. Lebih kagum lagi dengan koordinator-kordinator yang bisa mempertemukan potensi-potensi dari para Ibu tersebut sampai akhirnya para Ibu tersebut bisa berhasil membuat pembeli dari luar negeri tertarik dengan produk mereka.

Di bulan April yang masih bernuansa kartini ini, saya akan memilih mereka sebagai kartini-kartini yang tidak membiarkan langkah mereka berhenti hanya di rumah. Tidak mudah menjadi seorang wanita, seorang Ibu yang maju, khususnya di kultur yang masih didominasi budaya patriarki. Tapi saya yakin, seiiring perkembangan jaman, kartini-kartini Indonesia akan semakin maju & mandiri. Let’s start from ourselves!!

Setelah selesai acara berbagi resepnya, kunjungan wisata entrepreneurship TDA Srikandi dilanjutkan dengan konsultasi di klinik Bu Ning Harmanto & melihat-lihat aneka tanaman obat. Pengetahuan baru khususnya bagi saya yang benar-benar awam soal tanaman, he..he… Acara makan siangpun tak lepas dari unsur kesehatan, dengan dicampurnya nasi putih dengan nasi hitam dan nasi merah. Belum lagi ikan dan sambelnya yang yummy. Enak, mengenyangkan, dan sehat :)

Berombongan naik metro mini dan beberapa mobil, kami berangkat menuju area tanaman hias yang salah satunya milik Koh Rudy. Koh Rudy membuat kami tercengang dengan ilmunya melakukan cangkok pohon jeruk nipis yang masih muda. Tidak hanya satu cangkokan, tapi bisa 10 cangkokan dalam satu pohon. Wooww….belum lagi pupuk organiknya yang ampuh membuat pohon cepat subur & berbuah. Suami sampai protes karena dia kan tertarik juga pengin belajar tanaman hias, he…he….;)

Selesai dari cangkok mencangkok, kunjungan dilanjutkan ke area persawahan kota yang terletak di daerah Rawasari. Hari gini di kota masih ada sawah..he..he…. Para TDA Srikandipun akhirnya memborong sayuran segar fresh from SAWAH…:) Tak lupa acara foto-foto jalan terus…TDA Srikandi in action ;) Jeng Anria, please foto-fotonya disharing ya…., tq :)



Selanjutnya acara berakhir pukul 15.00 di pusat perbelanjaan ITC Cempaka Mas dengan mengunjungi beberapa toko milik para TDAers, antara lain toko Mahkota Dewa Bu Ning, toko Kerudung Zoya & toko baju Lamara milik pasangan Teguh-Tina, serta toko perlengkapan muslim Sajidah milik pasangan Mbak Ines-Rosihan. Ehhh..ada juga raja selimut yang heboh memandu para Srikandi naik turun dari lantai Lower Ground ke Lantai 1, Lantai 2, sampai Lantai 3 dan balik lagi :)

Wuahh…pokoknya acaranya padat & rame, sampai badan-badan yang pegel nggak kerasa. Just Fun…Fun…Fun….baru terasa pegelnya setelah sampai di rumah. He..he…

Thanks for Panitia, Mbak Hany yang sudah mau repot dan mau sms saya yang ketinggalan alamat ;) Thanks buat panitia lainnya Mbak Siska, Mbak Dayu yang jauh-jauh dari Bali bersama Ibunda (ternyata punya cerita yang menarik). Juga tak lupa Bu Ning & team Mahkota Dewa yang sudah mempersiapkan semuanya. Very inspiring for Mami Ning, The Purple Queen !! ;)

Juga senang sekali bertemu lagi dengan Mbak Ina, Mbak Yuni, Mbak Roess, Mbak Tini (istri Pak Bambang) yang baru saya tahu. Juga Para Srikandi lainnya yang ternyata sudah banyak yang punya usaha katering. Sukses selalu untuk semua TDA Srikandi, Sukses untuk wanita Indonesia.


Salam,

Febby Rudiana

ALIF Collection
Koleksi Fashion Remaja & Dewasa
Pulogadung Trade Center (PTC) 
lt. Dasar (Ground), No.71           
Jl. Raya Bekasi, Kawasan Industri JIEP
Jakarta Timur
www.Alif-Collection.com

BIBO Collection 
Koleksi Baju Muslim Anak merk BIBO & aneka Fashion Anak-anak
Pulogadung Trade Center (PTC) 
lt. Dasar (Ground), No.79
Jl. Raya Bekasi, Kawasan Industri JIEP
Jakarta Timur
www.Bibo-Collection.com

Saturday, April 19, 2008

Kredit Usaha

Alhamdulillah....setelah beberapa bulan mentok dengan urusan modal usaha, akhirnya kreditpun cair juga minggu lalu dengan tidak disangka-sangka. Malah melebihi kebutuhan atau ekspektasi saya. Sempat bingung juga seberapa besar yang akan diambil. Setelah berhitung & melihat kondisi internal, akhirnya saya memutuskan untuk mengambil secukupnya saja sesuai kebutuhan awal.

Bukannya mau menolak kesempatan, tapi tetap harus melihat kondisi internal agar tidak menjadi bumerang di kemudian hari. Apalagi saat ini saya harus melakukan penambahan & pembenahan SDM maupun SOP-nya. Insya'allah, setelah pembenahan internal selesai, kredit akan ditambahkan.

Alhamdulillah...salah satu pabrikan besar perlengkapan muslim juga sudah memberikan lampu hijau untuk melakukan kerjasama. Tinggal melakukan pertemuan untuk membuat MOU & visiting pabrik. Ini mengharuskan saya melakukan traveling ke luar kota. Suatu hal yang agak berat saya lakukan saat ini mengingat si kecil belum bisa ditinggal lama. Tapi, kalau memang ini salah satu jalan yang terbaik, insya'allah tidak ada kendala nantinya. Amin.

Mohon doanya saja agar semuanya bisa berjalan dengan lancar. Amin...

Salam,

Febby Rudiana

"Ketika menetapkan Tujuan, kita punya Mimpi. Ketika mulai Merencanakan, Mimpi menjadi Mungkin. Ketika Menjadwalkan & Mengerjakannya, Mimpi menjadi Kenyataan."

Wednesday, April 09, 2008

Menetapkan dan Mencapai Tujuan

Beberapa minggu lalu saya baru saja menyelesaikan membaca buku dari seorang penulis yang luar biasa, yaitu Adam Khoo. Sebenarnya saat hunting buku di toko buku saya merencanakan membeli buku Dolf De Roos tentang properti. Tapi, berhubung buku yang dicari tidak ada, akhirnya saya malah menemukan buku yang sangat menarik.

Buku itu berjudul "Buku Pintar Anak Jenius". Sebenarnya isinya banyak memandu cara belajar & mempersiapkan ujian bagi pelajar secara efektif & efisien. Tapi, bagi saya buku ini lebih dari sekedar itu. Kalau sebelumnya saya membaca buku Adam Khoo berjudul "Master Your Mind Design Your Destiny" dan berhasil memberikan pencerahan bagi saya sekitar dua tahun lalu. Maka, ketika membaca buku ini, saya akhirnya bisa menemukan visi 5-10 tahun ke depan yang mungkin selama ini masih tidak terlalu jelas bagi saya karena tidak pernah dituliskan. Paling saya hanya menuliskan visi & misi untuk satu tahun ke depan. Kalau toh dibuat, biasanya tidak detail. Dan Adam Khoo memberikan cara bagi saya untuk menuliskan visi-visi itu.

Kalau berbicara tentang Adam Khoo, maka saya akan ingat dengan "Berani Mimpi"-nya Pak Jusef Hilmy. Thanks to Pak Jusef atas bedah bukunya "Master Your Mind Design Your Destiny" di Omah Sendok tahun 2006 lalu.

Kalau mimpi atau tujuan itu merupakan pendorong setiap kesuksesan, lalu mengapa tidak setiap orang menetapkan tujuannya? Menurut Adam Khoo, ada tiga hal sebagai jawabannya:

1. Mereka Punya Penghargaan Diri yang Rendah
Istilah lainnya "Nggak PD" ;) Mereka merasa tujuan itu terlalu tinggi atau tidak pantas bagi mereka. Bisa jadi karena perlakuan di masa kecil yang kurang penghargaan.

2. Mereka Tidak Yakin pada Tujuan
Banyak orang tidak percaya kepada kekuatan tujuan sehingga tidak menetapkan tujuannya. Mereka memberikan alasan bahwa banyak orang yang sudah menetapkan tujuan, tapi tidak pernah berhasil. Menurut Adam Khoo, ini sudah lain masalah. Alasan orang tidak mencapai tujuan bukan karena menetapkan tujuan tidak berfungsi. Bisa jadi karena mereka TIDAK BEKERJA KERAS demi mencapai tujuan, menggunakan STRATEGI YANG SALAH, atau kemungkinannya mereka MENYERAH DI TENGAH JALAN.

Menetapkan tujuan dengan sendirinya tidak akan membawa sukses. Harus didukung dengan BANYAK TINDAKAN dan KETEGUHAN HATI yang tidak pernah mati.

3. Mereka Takut Gagal & Malu
Banyak orang takut gagal, sehingga untuk menghindarinya mereka tidak pernah menetapkan tujuannya. "Jika tidak pernah menetapkan tujuan, Anda tidak pernah bisa gagal. Tetapi pada saat yang sama Anda tidak pernah bisa sukses dan punya prestasi besar", kata Adam Khoo.

Mereka yang sukses berani menetapkan tujuan yang tinggi karena tidak percaya pada kegagalan. Ketika tidak mencapai tujuan yang sudah ditetapkan, mereka melihatnya sebagai PENGALAMAN tempat menimba ilmu. Mereka tidak malu, karena tahu bahwa selama belajar sesuatu dan terus mengambil tindakan, pada akhirnya akan mencapai tujuan.

Pesan Adam Khoo, jangan biarkan rasa takut malu menciutkan nyali, sebagai gantinya biarkan ia mendorong Anda!

Jika tidak memutuskan dan merencanakan apa yang diinginkan, pikiran bawah sadar akan memutuskan bagi Anda! dan biasanya ini adalah hal-hal yang akan banyak mensabotase waktu Anda tanpa disadari. At the end...you're still going nowhere....

Semoga Allah SWT melindungi kita semua dari perbuatan menyia-nyiakan waktu. Kita tidak bisa mengendalikan berapa banyak waktu yang dimiliki, tetapi bisa mengendalikan bagaimana menggunakannya.

Semoga bermanfaat.

Salam,

Febby Rudiana

Ps. Thanks to my Mom & my Husband who always listen to my dream :)

Monday, March 24, 2008

Menemukan Passion

"Assalamu'alaikum Mbak....", demikian sapaan seseorang di YM saya kemarin. Dari id YM-nya saya pikir seorang laki-laki. Ternyata seorang Ibu yang kebetulan menggunakan Id YM suaminya.

"Wa'alaikumsalam", jawab saya.

"I wanna to say thanks to you", katanya. Loh...memang apa yang saya lakukan, pikir saya bingung. Sejujurnya saya hanya familiar dengan YM-nya tapi tidak dengan orangnya. Lalu...mengapa ia berterima kasih pada saya.

"Saya telah menemukan sesuatu yang pas, yang saya cari-cari selama ini. Saya sudah ketemu ya di sini di internet marketing. Pokoknya I have found my world", lanjutnya.

Rupanya Ibu ini kenal saya dari mulai saya membuat seminar tentang Internet Marketing sekitar dua tahun lalu. Ya, bersama TDA saya memang pernah membuat seminar tentang Internet Marketing yang mendatangkan dua orang pakar di bidangnya, yaitu Anne Ahira & Eddy Aji (JPG Technology). Karena saya pribadi melihat potensi internet marketing ini sangat besar. Saya pribadi sudah membuktikannya sendiri, meski ilmu internet marketing yang saya praktekkan masih sangat kecil dibanding ilmu internet marketing sesungguhnya yang sangat luas.

Ibu satu ini akhirnya menjawab rasa penasaran saya dengan menunjukkan foto dirinya & penghasilan yang sudah diraihnya dari mempraktekkan ilmu internet marketing di sini. Tampak Ibu berkerudung yang sedang memangku anaknya. Disebelahnya tertampang penghasilannya yang funtastis. “Wah…selamat ya Mbak….”, jawab saya. Saya turut senang apabila apa yang pernah saya lakukan bermanfaat bagi orang lain. Alhamdulillah, semua karena Allah semata yang membukakan jalannya sehingga Mbak Dwi bisa menemukan passionnya. Selamat sekali lagi.

Memang betul, dalam bisnis maupun pekerjaan, passion ini sangat penting. Karena kita hanya bisa fokus pada sesuatu hal yang memang benar-benar kita sukai. Istilah Pak Mario Teguh, sesuatu yang membuat kita mau bangun lebih pagi & bekerja lebih keras dibanding biasanya. Sesuatu yang tidak membuat kita jenuh.

Nah, kalau Anda juga tertarik untuk mengetahui atau mempelajari internet marketing, saya rekomendasikan sebuah tempat yang pas. Anda bisa belajar di sini www.BelajarBisnisInternetAhira.com Siapa tahu Anda adalah Dwi selanjutnya :)

Salam,

Febby Rudiana

Ps. Mbak Dwi, saya juga akan berguru nih ke Mbak Dwi…;)





Thursday, March 06, 2008

Memulai Usaha Dengan Berhutang?

Beberapa hari lalu seorang Ibu sms kepada saya. Ia merasa putus asa karena barang yang dibelinya tidak cepat laku. Ketika saya perhatikan sudah berapa lama sejak ia membeli barang, ternyata baru seminggu. Baru seminggu belum laku sudah gelisah? Hmm....Saya sampaikan padanya bahwa cepat atau lambat suatu barang bisa laku itu relatif. Ada orang yang bisa menjualnya dengan cepat, tapi ada juga yang lambat. Intinya tetap bersabar & berusaha saja. Plus berdoa tentunya.

Tapi ternyata, masalahnya bukan cuma itu. Ternyata oh..ternyata...si Ibu ini baru memulai usahanya & modalnya didapat dari uang pinjaman. Katanya ia nekat pinjam uang untuk usaha.

Hmm....suatu cerita klasik yang kembali terulang. Pertanyaannya, sebenarnya boleh nggak sih memulai usaha dengan berhutang? Jawabnya, bisa YA...bisa TIDAK...

Loh...koq...? ;) Ya...tergantung dari seberapa besar toleransi Anda terhadap resiko. Kalau toleransi Anda terhadap resiko tinggi, dalam arti Anda tetap merasa NYAMAN, tidak pusing, & tidak stress meski Anda punya hutang, ya...Go for it. Jadi, kalau misal terjadi hal terburukpun, itu tidak akan mengganggu Anda, karena Anda yakin masih mampu melunasi hutang itu. Tapi...jangan sekali-kali ada niatan untuk ngemplang hutang ya....karena ini akan menjadi awal citra yang tidak baik.

Sebaliknya, kalau Anda masih punya rasa takut terhadap resiko kalau hutang Anda tidak terbayar, ya...JANGAN LAKUKAN. Kalau Anda masih nekat berhutang, nantinya ini akan membuat Anda terjerembab dalam masalah. Namanya juga memulai usaha, tentunya Anda belum punya pengalaman dalam hal ini. Jadi resikonya juga masih besar. Kemungkinan gagalnya masih besar. Ibarat orang yang belajar naik sepeda pertama kali, pastinya akan jatuh dulu.

Dalam hal ini saya sependapat dengan Kim Kiyosaki. "Bagiku, proses tidak pernah berakhir. Aku belajar setiap hari. Aku tidak suka melakukan kesalahan karena rasanya menyedihkan, tetapi aku tahu aku harus melakukan kesalahan untuk belajar dan kadang-kadang untuk mendapatkan apa yang kuinginkan"

Kalau Anda baru memulai usaha & langsung berhasil, apalagi dengan nilai modal yang tidak kecil, ada dua hal yang mungkin terjadi.
1. Anda akan merasa diri Anda pintar, padahal mungkin saja faktanya adalah Anda sedang beruntung.
2. Anda pasti akan melakukannya lagi dan kemungkinan akan gagal karena Anda tidak tahu apa yang menyebabkan kesuksesan usaha pertama Anda. Jadi, Anda tidak bisa mengulang kesuksesan Anda yang pertama.

Jadi, dengan menjalani proses dan belajar di setiap perjalanan sesuai dengan tingkat resiko Anda, maka Anda bisa menciptakan kesuksesan-kesuksesan yang berulang.

Semoga bermanfaat.

Salam,

Febby Rudiana

Ps. Tulisan ini juga untuk mengingatkan diri sendiri agar senantiasa mengupgrade diri & usaha ;)

MULAI MARET 2008 PLN MENERAPKAN INSENTIF & DISINSENTIF

Email dari seorang teman, LET'S CONCERN MORE IN ENERGY SAVING.

Salam,


Febby Rudiana
*****************************************************************

MULAI MARET 2008 PLN MENERAPKAN INSENTIF/DIS-INSENTIF

Mulai April tagihan listrik Anda bisa lebih kecil dari biasanya atau malah lebih besar,
tergantung pemakaian listrik Anda. Begini aturannya :

1. Insentif, diberikan ke pelanggan yang bisa berhemat lebih dari 20% dari rata-rata
nasional pemakaian listrik per bulan.

2. Dis-insentif, diberikan ke pelanggan yang tidak berhemat, yaitu pemakaian listrik
lebih besar dari 80% dari rata-rata nasional pemakaian listrik per bulan.


Ini lebih jelasnya:

Misal pemakaian rata-rata nasional 100 kWh, so nilai hematnya di 80 kWh...maksudnya
kalau konsumsi anda dibawah 80 kWh/bulan so Anda dapat insentif, Tapi kalau
konsumsi listrik Anda di atas 80 kWh so Anda dapat dis-insentif.

Gimana perhitungan insentif dan dis-insentifnya?

a. Insentif = 0.2 x kWh yg dihemat x T *)

b. Dis-insentif = 1.6 x kelebihan kWh x T *)

*) T= tarif listrik tertinggi di golongan tertentu (liat di rekening listrik anda)

Pemakaian listrik rata-rata nasional utk pelanggan rumah tangga per bulan:

a. R-1 450 VA = 74.76 kWh
b. R-1 900 VA = 115.48 kWh
c. R-1 1300 VA = sekitar 195 kWh (belum dapat data pasti)

Program ini diberlakukan pada golongan pelanggan:
1. Rumah tangga
2. Bisnis (kecuali di atas 200 kVA)
3. Pemerintah

Tapi, bocoran dikit ni... Buat kita-kita yang di daerah Jakarta kemungkinan besar kena
dis-insentif, karena rata-rata pemakaian listrik yang dipakai adalah rata-rata nasional.
So, kalau pemakaian listrik Jakarta dirata-ratain ama pemakaian daerah lain yah..
kecenderungannya lebih besar... Betul?
(sebenere ini kenaikan harga listrik yang dibuat sedemikian rupa sehingga nampak
bukan seperti kenaikan harga... hehehe pinter yah PLN...)
Tapi ini adalah efek dari pengurangan subsidi yang diberikan Pemerintah
(tahun 2008 subsidi untuk PLN dikurangi 10 T...PLN...).

Mulai April rekening listrik kita bakal naik...
Pesan saya: LET'S CONCERN MORE IN ENERGY SAVING....
**************************************************************************************

Wednesday, February 27, 2008

Syuting Alif dkk di TVRI

Kemarin adalah hari yang padat bagi saya & Alif. Kali ini bukan tentang Alif Collection, tapi si kecil Alif :) Untuk pertama kalinya, Alif syuting di TV. Bersama teman-teman sekolahnya, Alif menari tarian "Matahari Terbenam" di acara Varia Anak yang ditayangkan oleh TVRI setiap hari Jumat & Sabtu jam 7 pagi.

Sangat menggemaskan melihat mereka menari. Lucu sekali :) Tarian itu meski sederhana & cuma sebentar, tapi ternyata nggak mudah loh...mengajarkan pada anak-anak balita seperti mereka. Butuh kesabaran & ketelatenan super :P Salut buat Bu Guru yang sudah sabar melatih. Hasilnya, tidak sia-sia. Mereka tampil dengan PD, lincah, & menggemaskan.

Alif sendiri termasuk cepat menguasai setiap gerakan tari. Hmm...sepertinya dia memang punya bakat disini selain berpose tentunya ;)

Syuting dimulai pukul 14.00 sampai 15.30 untuk Alif, dkk. Saya sudah khawatir saja, takut mereka kecapekan & ngambek mengingat persiapan sudah dilakukan dari mulai jam 8 pagi. Alhamdulillah, mereka anak-anak yang hebat.

Trus, Bundanya ngapain di dalam studio? He..he...ternyata Bundanya kebagian disyuting juga sebagai penonton/penggembira :P Bagian nyanyi yel-yel & tepuk tangan :)) Sempet juga jadi make up artist dadakan buat si kecil. Untung sudah dipersiapkan dari rumah.

Ini dia beberapa fotonya:



Nggak mengecewakan kan make up artistnya ;) he...he...

Salam,

Febby Rudiana

Wednesday, February 20, 2008

Tiga Jenis Pria = Tiga Jenis Investasi

Analogi yang saya sukai dari Kim Kiyosaki dalam bukunya "Rich Woman" adalah tentang "Tiga Jenis Pria & Tiga Jenis Investasi" :) Menurut Kim, ada 3 jenis pria di dunia ini. Yaitu, anak nakal, anak baik, dan pengecut.

Anak nakal adalah tipikal pria yang selalu menarik & penuh tantangan. Banyak perempuan tidak bisa menolak mereka. Mereka tidak membosankan, tapi juga tidak bisa diprediksi. Banyak perempuan tidak bisa menolak mereka, sehingga banyak juga yang patah hati dengan pria jenis ini.

Anak baik adalah tipikal pria yang selalu ada di saat dibutuhkan. Mereka adalah temanmu. Menyenangkan, tempat berdiskusi, dan tidak membuatmu pusing. Mereka mudah diprediksi. Mereka sangat menghormati pasangannya & sopan.

Terakhir adalah tipe pengecut. Mereka cenderung membosankan & tidak menarik. Mereka takkan memberimu kejutan. Mereka tidak meraih keberhasilan yang luar biasa dalam bidang apapun, karena mereka tidak mau melakukan hal-hal yang beresiko. Mereka tidak pernah meraih kesempatan. Mereka ingin segalanya nyaman dan stabil. Bagi mereka, hampir semua hal mengandung resiko. Kesimpulannya, mereka sekedar ada di dunia ini.

He..he...ini menurut Kim loh ya....;) But, maybe She's right. Lalu, apa hubungannya dengan investasi? Menurut Kim, investasi juga bisa dikategorikan dalam tiga jenis seperti halnya pria, yaitu anak nakal, anak baik, dan pengecut.

Investasi yang bisa dikategorikan dalam jenis investasi anak nakal biasanya berciri penuh tantangan. Perhatian penuh & terus waspada harus dilakukan dengan investasi ini. Tidak bisa lengah & investor harus terlibat penuh di dalamnya. Tidak bisa diprediksi & memerlukan sedikit kerja keras namun juga menawarkan imbalan yang sangat besar....hanya jika tahu cara menanganinya. Contoh investasi jenis ini adalah memulai sebuah Bisnis, perdagangan Saham harian, perdagangan Option, membangun Properti, dll.

Investasi anak baik tidak memerlukan perhatian sebanyak investasi jenis anak nakal. Meski demikian, ia juga tidak bisa tidak diperhatikan sama sekali. Cukup informasi juga diperlukan bagi investor yang ingin menanamkan uangnya di investasi jenis ini. Imbalannya takkan sebesar imbalan investasi anak nakal, tetapi resiko investasi itu juga kecil. Contoh investasi jenis ini adalah menjalankan bisnis yang sudah teruji running well, membeli saham untuk jangka panjang, membeli Option untuk jangka panjang, menyewakan properti, dll.

Terakhir investasi yang tergolong tipe pengecut biasanya berciri membosankan & tidak menghasilkan apa-apa atau menghasilkan sangat sedikit. Sama sekali tidak diperlukan waktu atau perhatian terhadapnya, karena sama sekali tidak memiliki resiko. Contoh investasi jenis ini adalah tabungan & reksadana.

Boleh setuju atau tidak setuju dengan apa yang disampaikan Kim. Intinya sih kembali kepada diri masing-masing dalam mengukur tingkat toleransi resiko & ketersediaan waktu yang bisa diluangkan dalam berinvestasi.

Salam,

Febby Rudiana


Monday, February 18, 2008

Fokuslah Pada Kekuatanmu, Bukan Kelemahanmu

Beberapa hari lalu saya menonton salah satu acara favorit saya, Kick Andy di Metro TV. Kali ini menayangkan tentang kisah prestasi-prestasi dari saudara-saudara kita yang kebetulan tunanetra. Sungguh semakin menambah semangat diri untuk terus keep forward. Mereka yang terlahir tidak sempurna saja bisa berprestasi, mengapa kita yang terlahir sempurna secara fisik kurang bisa mengoptimalkannya.

Kalau terus menerus melihat apa yang tidak kita miliki dan menjadikannya suatu hambatan, maka sampai kapanpun kita tidak akan pernah mencapai mimpi-mimpi kita. Ramaditya contohnya, menjadi salah satu sosok anak muda yang saya kagumi. Pilihan pekerjaan yang cukup langka dipilihnya, yaitu menjadi sound engineer untuk Nintendo Jepang. Ya...Ramaditya menjadi salah satu komposer untuk soundtrack-soundtrack musik dalam permainan game-game buatan Jepang itu. Suatu hal yang unik & menarik bagi saya. Bayangkan saja, ia yang tidak bisa melihat bisa mengutak-atik komputer, punya blog, dan membuat musik game. Ia sama sekali tidak punya latar belakang musik. Semua dipelajarinya secara otodidak. Yang jelas, seorang Ramaditya bisa mempergunakan kekuatannya, khususnya semangatnya, sehingga bisa mendapatkan cara untuk menutupi kelemahannya.

Sejujurnya saya kagum juga dengan penemu alat pembaca teks menjadi suara yang digunakan oleh Rama. Alat ini sangat membantu sekali untuk menterjemahkan teks menjadi suara, jadi mereka yang tunanetrapun bisa mengetik & menulis di komputer/laptop, bisa membaca & berkirim sms, dll. Rasanya pantas kalau penemunya diberikan hadiah nobel.

Tapi, di luar itu semua yang terpenting justru semangat Rama & orang tuanyalah yang akhirnya membuat Rama bisa terus bergerak maju.

Thanks Rama for spreading your spirit to the world :)

Salam,

Febby Rudiana

Wednesday, February 13, 2008

Teman VS Profesionalitas

Kemarin dengan terpaksa akhirnya saya membatalkan asuransi yang baru saja saya ambil. Menurut CS-nya, saya masih bisa membatalkan polis & menerima refund sebelum polis berumur 21 hari sejak diterima. Memang ada sedikit biaya yang harus saya bayarkan & hal itu memang tertera di klausul. Tidak apa pikir saya ketimbang saya harus mengalami masalah ke depannya nanti.

Bermula di bulan November 2007, saat seorang teman semasa kuliah datang kepada saya bercerita kalau ia saat itu baru saja diterima bekerja di 2 perusahaan yang berbeda. Satu di sebuah perusahaan investasi & satu lagi di sebuah perusahaan asuransi. Saya ikut senang dengan apa yang disampaikannya mengingat setahun sebelumnya ia pernah bercerita kalau usahanya terlilit hutang cukup banyak, sementara ia harus menanggung istri & 2 orang anak.

Setelah ngobrol cukup lama, ia menawarkan saya untuk berinvestasi di sebuah produk investasi yang bla...bla...bla.... Saya sampaikan padanya bahwa saya tidak tertarik dengan produk yang ia tawarkan karena menurut saya produk itu meragukan & haram. Lalu ia menawarkan produk lain, yaitu asuransi. Kebetulan saya tahu banyak tentang perusahaan asuransi yang produknya ia tawarkan. Dan saya serta suami sudah memiliki satu polisnya beberapa tahun lalu. Tapi, ia terus menawarkan agar saya mengambil lagi produk asuransi tersebut dengan jenis yang berbeda.

Karena rasa ingin menolong teman, akhirnya saya menyetujui untuk mengambil lagi satu asuransi berbasis syariah setelah 2 kali pertemuan. Karena baru pertama kali menjual produk asuransi & ia juga tidak menguasai produk yang ia jual, ia membawa serta seniornya di perusahaan asuransi tersebut. Ternyata mereka bukan dari perusahaan asuransi langsung, tapi brokernya. Si Senior meyakinkan saya bahwa justru kalau lewat broker, pelayanan terhadap pelanggan akan lebih baik. Hmmm....meski agak tidak percaya, saya masih mencoba untuk open mind karena saya menghargai teman saya tersebut. Beberapa kali saya & suami mengajukan pertanyaan, ia bisa menjawab dengan baik. Ya..wajar karena ia sudah lebih lama menjual produk asuransi itu ketimbang teman saya.

Suami sedari awal sudah melihat gaya marketing si Senior ini yang kurang pas. Tapi, saya tetap berusaha untuk memberi kesempatan dulu. Sayangnya, kesempatan yang coba saya berikan kepada teman saya ini tidak disambut secara baik. Justru, sikap & tindakan tidak profesional yang saya & suami terima baik dari si senior maupun teman saya selaku agennya.

Dimulai dari saat pengisian data by phone yang berkali-kali (seharusnya data diisi di tempat & harus dicek saat itu juga). Terlihat sekali kalau agen (teman saya) ini menyepelekan hal ini karena menganggap saya teman yang tidak mungkin protes. Kedua, menandatangani blanko kosong (padahal jelas-jelas dilarang melakukan hal ini). Ketiga, proses polis yang memakan waktu sangat lama & suami saya harus menelpon berkali-kali untuk menanyakan, padahal dana sudah diberikan. Polis sebenarnya sudah jadi, tapi tidak segera diberikan dengan alasan agen pulang kampung.

Tidak berhenti sampai di situ, setelah polis diantar (akhir Januari 2008), tidak langsung diberikan kepada saya selaku pemegang polis, tapi dititipkan kepada karyawan toko saya. Tanpa pemberitahuan kepada saya bahwa polis akan di antar & tanpa disertai surat keterangan apapun sebagai tanda terima polis. Padahal ini bicara soal POLIS, sebuah surat berharga, sebuah komitmen jangka panjang. Benar-benar mengecewakan. Saya masih bisa memaklumi kalau ia tidak tahu tapi berusaha untuk belajar & mencari tahu sehingga tidak sampai terjadi kesalahan berulang-ulang.

Setelah saya cek polis yang diserahkan karyawan saya kepada saya, ternyata polis tidak selengkap seperti polis yang biasa saya terima sebelumnya. Akhirnya, saya & suami saya menyampaikan hal ini ke perusahaan asuransi bersangkutan (bukan perusahaan broker) untuk menanyakan kejelasan masalah ini. Pihak asuransi juga terkejut dengan apa yang kami sampaikan & menyatakan bahwa apa yang dilakukan oleh broker maupun agen asuransi tersebut tidak sepantasnya.

Akhirnya, saya harus mengambil keputusan yang terbaik menurut saya. Kalau saya meneruskan polis ini, tentu akan merugikan saya dalam jangka panjang & teman saya itu nantinya. Mengapa? Kalau saya jelas, di awal saja sudah terlihat tanda-tanda ketidakberesan bagaimana nanti kalau mau klaim atau mau menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan polis saya. Bagi teman saya, kalau saya membiarkan hal ini, maka mungkin ia tidak mendapatkan hikmah atau pelajarannya.

Hmm....suatu akhir yang tidak mengenakkan memang. Tapi, keputusan tetap harus diambil. Saya hanya berharap ini tidak sampai merusak hubungan pertemanan.

Salam,

Febby Rudiana


Wednesday, February 06, 2008

Today is My Birthday

Alhamdulillah...1 tahun sudah terlewati. Terlepas dari segala kekurangan sebagai seorang hamba, yang masih terus berbenah diri. Bersyukur masih diberi kesempatan untuk berbagi kasih sayang menuju rahmatan lil alamin.

Terima kasih kepada Suamiku tersayang yang sudah bermacet-macet ria mempersiapkan kado & kue ultah :) You're so..romantic...

SMS dari Ibunda tercinta pagi ini yang selalu mendoakan putri satu-satunya ini untuk mendapatkan yang terbaik dalam hidup, bisa menghantarkan anak-anak menuju masa depan yang bahagia dunia & akhirat. Amin.

Tak lupa ucapan selamat ultah dari adik tersayang di Surabaya sana. My lovely & handsome brother ;)

Ucapan ultah dari seorang sahabat SMA-pun menyapa saya hari ini. Thanks...

Betapa indahnya hidup apabila kita bisa saling menyayangi satu sama lain. Have a Nice Day....

Salam,

Febby Rudiana

MILAD 2 TDA

Fiuhhh...setelah lewat 10 hari baru sempet nih nulis tentang MILAD 2 TDA. Yah...nggak apa deh daripada nggak ditulis sama sekali, biar ada sedikit kenangannya. Beberapa rekan TDA juga sudah banyak bercerita tentang acara ini. Yang paling lengkap tulisannya Pak AR. Junaedi, jadi saya tampilkan saja sekalian di blog ini.

Dalam acara kali ini, saya bertugas jadi MC lagi. Berpasangan dengan Jeng yang cantik, pendiri milis Bunda in Biz (BIB), Nadia Yuniardo (Jeng Nad) ;) Meski saya sedih juga karena Jeng satu ini salah terus manggil saya dengan "Doris". Emang mirip kali ya....:) MC lainnya siapa lagi kalau bukan duet Pak Iim & Pak Agus Alif yang ok...ciee...:)

Kalau saya jadi MC bukan direncanakan, tapi bener2 dadakan. Sekedar volunteer aja. Mungkin karena saya cukup tahu sejarah TDA dari awalnya.

Yang pasti acaranya rame & full banget. Tidak salah kalau Pak Junaedi bilang acaranya bergizi tinggi. Bahkan sampai akhir acara peserta masih memenuhi ruangan & kursi yang tersedia. Hampir tidak ada kursi yang kosong. Padahal acara dimulai dari pagi (09.00) sampai Maghrib loh...

Bibo Collection juga menjadi salah satu sponsorship loh...dalam acara ini. Beberapa sponsor lainnya ada dari Majalah WK, Bakmi Raos, Mahkota Dewa, dll. Penyumbang doorprize juga banyak. Nomor doorprize disembunyikan di bawah kursi masing-masing peserta :)

Kalau dari segi materi dari pembicara yang saya sukai tentunya Pak Prijono (Action Coach), Pak Pery (the mistery guest), & Pak Yusef Hilmy (tetepppp....he...he...).

Pak Prijono dengan istilah Stupid Me (si pencuri waktu) & Clever Me. Juga untuk senantiasa bisa mendelegasikan tugas-tugas rutin agar kita bisa berpikir secara lebih strategic.

Pak Pery dengan gaya santai & guenya. Mulai usaha dari yang kecil katanya.

Pak Jusef Hilmy dengan semangat & suaranya yang menggebu, mengajak peserta menonton sebuah film dokumenter tentang orang cacat yang berprestasi. Duhhh...sukses buat peserta, termasuk saya nangis karena menontonnya. Pesannya, jangan takut untuk bermimpi. Buat DREAM yang jelas & terukur. Kalau orang yang tidak sempurna saja bisa berprestasi, mengapa kita tidak. Langkahkan kaki mengukir prestasi sebagai tanda syukur kita kepada Allah SWT.

Woow...what a wonderful day & full of spirit. Happy 2nd Birthday TDA....

Salam,

Febby Rudiana

Kiri : Kue ultah TDA by Jeng Vita.
Kanan: TDA Founders persiapan tiup lilin










Febby & Doris (the twin sister)

Me, Nadia, & Pak Jusef Hilmy ;)
_________________________________________________________________

MILAD TDA 2: Apik dan Bergizi Tinggi