Thursday, August 30, 2007

Menggali Niche dari HOBI

Ada 3 hal kunci menurut Bob Sadino dalam memenangkan pasar:
1. Be The First
2. Be The Best
3. Be Different

Be The First, Jadilah yang pertama. Bob Sadino & pendiri Aqua adalah sebagian contoh dari orang-orang pertama yang bergelut di bidangnya. Menjadi orang pertama yang menemukan sekaligus memasarkan bidang usaha baru adalah suatu hal yang sulit tapi bisa berdampak kesuksesan besar apabila ditekuni dengan baik.

Be The Best, Jadilah yang Terbaik. Apabila menjadi yang pertama sulit bagi Anda, maka jadilah yang terbaik di bidang yang Anda usahakan.

Be Different, Jadilah berbeda/unik. Apabila menjadi yang terbaik juga sulit bagi Anda, maka jadilah berbeda atau temukan keunikan dari usaha Anda.

Seringkali orang bingung dalam menentukan bisnis apa yang akan ditekuninya. Atau sering sekali orang tidak sadar bahwa hobi yang selama ini dilakukan bisa mendatangkan keuntungan, bukan hanya pengeluaran semata.

Berbicara mengenai memulai usaha dari hobi, saya teringat dengan Mas Jonru, penulis www.PenulisLepas.com. Mas Jonru ini akhirnya menemukan dunia usaha yang dicari-carinya selama ini yang ternyata adalah dunia hobi yang sudah dilakukannya setiap hari, yaitu dunia tulis menulis. Selamat ya Mas Jonru....

Memulai usaha dari hobi ini enaknya adalah Anda akan sangat mencintai & menikmati apapun yang Anda lakukan dengan usaha Anda. Bahkan mungkin ketika Anda harus menghabiskan sebagian besar waktu & tenaga untuk usaha tersebut, maka Anda tetap akan merasa senang & tidak tertekan. Bahkan ketika usaha tersebut ternyata belum menghasilkan seperti yang Anda inginkan, maka Anda akan berupaya keras dan kreatif untuk mencari solusinya.

Pertanyaannya, bagaimana memadukan hobi Anda dengan permintaan pasar. Kalau memang usaha Anda itu ada peminatnya (ada pasarnya) bagus, bagaimana kalau tidak? Jawabnya, Anda bisa menciptakan pasar tersebut atau Be The First kalau menurut Om Bob. Atau bisa jadi Anda belum tahu kalau usaha Anda itu ada peminat atau pasarnya. Bagaimana bisa tahu kalau belum dicoba?! :)

Menarik kisah perjalanan usaha Bunda satu ini yang sengaja saya jadikan contoh di tulisan saya kali ini. Bunda Faris telah menemukan suatu niche yang ternyata tidak jauh dari hobinya. Bisnis kursus ketrampilan sebenarnya sudah lama ada. Tapi, ada berapa banyak kursus membuat boneka kertas Jepang di Indonesia? Saya rasa masih bisa dihitung dengan jari. Peminatnya ternyata juga cukup banyak. Saya pribadi dulu pernah menjadi salah satu "course hunter" alias pemburu kursus ketrampilan sekedar untuk hobi dan mengisi waktu luang. Sekali kursus nggak murah juga loh...saya juga heran koq saya senang-senang aja ya... :)

Menariknya lagi, Bunda ini sudah mengemas usaha kursus boneka jepangnya ini via online. Coba lihat www.dievascraft.com, suatu hal yang funtastis dari segi pengenalan & pemasaran usahanya. Berbeda dari kursus-kursus yang dulu sering saya ikuti, hanya dipasarkan lewat iklan baris di tabloid atau majalah.

Di luar negeri, bidang usaha kursus yang diperkenalkan dan dipasarkan via online sudah sangat lazim dan banyak sekali jumlahnya. Seorang pelatih senam kebugaran & pelatih taripun membuat website untuk memperkenalkan diri & usaha senamnya. Banyak sekali member senamnya atau murid-murid tarinya mengetahui tempat senam & tarinya dari internet.

Nah...kalau Anda masih bingung juga mau usaha apa saat ini, coba lihat kembali diri Anda. Apa yang Anda sukai dan apa yang sering Anda lakukan selama ini? :) Apakah Anda sudah menemukan niche Anda? Selamat ya....

Salam,

Febby Rudiana
www.Alif-Collection.com

Ps. Selamat juga buat Bunda Faris & Mbak Eka Pernik Unik. You've got the niche.

Saya lampirkan cerita Bunda Faris sesuai email yang dituliskannya melalui Bunda in Biz. Simak ceritanya berikut ini:
*************************************************************************************
Dieva's Craft ada di Peluang Usaha

Kemarin Minggu, tiba2 HP saya sering banget bunyi padahal biasanya sunyiiii.
Saya juga heran, kebanyakan menanyakan kursus boneka Jepang. Ternyata selidik punya selidik, mereka telp setelah baca info kursus di tabloid peluang usaha.

Penasaran saya dan suami akhirnya malam senin keluar, cari tabloidnya.
Eh bener saya (boneka saya sih) ada di kolom khusus mengulas kursus. Memang yang dibahas bukan kursus saya saja. Tapi yg bikin bangga gambar yang di attach adalah boneka Jepang Saya (banggga nih!)

Maka sibuklah saya di bulan Sept, rencananya mau istirohat buat puasa, eh malah dapet panggilan kursus privet. Duh :))

Saya mau sharing buat bunda semua, saya mengeluti boneka Jepang ini sebagai hobi awalnya. Semula keluarga saya tdk mengamini, menurut mereka ini hobi yang mahal.
Apalagi teman2 saya menertawakan, pikir mereka siapa sih yang mau bisnis atau kursus boneka kayak gini, mahal susah lagi. Coba ke ps Pagi Asemka 11ribu dapet boneka berbie, bagus lagi.

Tapi karena saya keras kepala, saya cuek aja, ke bulatan tekat saya (entah dilihat dari mana kok bulat) saya nekat belajar... dan belajar. Butuh waktu satu tahun, saya byk gagal, saya rugi waktu dan uang.

Dan saya skrg sudah bisa tersenyum, keluarga mendukung 100%, teman2 saya skrg, mulai mengenal saya sebagai Catur si 'boneka Jepang', saya anggap panggilan itu apresiasi atas apa yg saya lakukan.

Bunda, kadang kita bingung mau usaha apa kan? coba deh gali apa yg menjadi minat dan hobi bunda, klo kita seriusi semua pasti hasilnya bagus.
Bagi saya sendiri, mengeluti hobi ini, klo untung ya syukur, klo rugi, ya tidak rugi2 amat krn ini hobi saya, hasrat saya.
Memang belum sehebat Simply-Idea sih atau bisnisan Bunda yang lain, tapi semua kan harus ada awalnya bukan?

Ayo Bunda, kita semua pasti bisa, karena kita Bukan Bunda Biasa!!

Salam

Bunda Faris
http://www.dievascraft.com
*************************************************************************************

Monday, August 27, 2007

Memimpin Berarti Mendengar dan Percaya

Sekitar 3 bulan yang lalu, saya sempat akan menutup sementara salah satu kios saya & memberhentikan karyawan yang bertugas di kios tersebut. Apa sebab? Karena pendapatan yang diperoleh tidak bisa menutupi cost operational. Penurunan pendapatan ini terjadi selama 2 bulan berturut-turut (selama bulan April & Mei 2007).

Setelah mengambil keputusan itu, 2 hari saya pusing dibuatnya. Apapun yang saya lakukan jadi serba salah. Seolah ada suara dalam hati ini yang mempertanyakan, benarkah keputusan yang saya ambil ini? Mengapa saya begitu cepat mengambil keputusan ini? Memang saya tidak menutup kios itu selamanya, tapi hanya sementara untuk mengevaluasi apa kekurangannya & menonaktifkan karyawan yang bertugas saat itu. Tapi, hati ini mengatakan bahwa karyawan itu bagus, jangan dilepas.

Akhirnya, saya mencoba untuk mengikuti suara hati ini. Saya kembali memanggil karyawan tersebut untuk ngobrol & membicarakan kelangsungan usaha kios ini. Ya...saya mengundang "mantan" karyawan saya ini dalam status sebagai seorang mitra usaha sekaligus teman. Dalam hal ini saya hanya ingin mendengarkan semua keluhan-keluhannya juga kritikan-kritikannya. Saya berjanji dalam hati untuk tidak mengkomentari ataupun mendebatnya. Just keep listening.

Benar saja, meski agak takut & ragu, akhirnya keluar juga semua kritikannya. Sesuatu yang diluar dugaan saya. Bukan masalah penghasilan yang ia terima, tetapi lebih kepada produk. Lalu setelah ia menceritakan semua, saya lalu bertanya, mengapa selama ini ia tidak pernah bilang ke saya. Jawabnya, "Saya nggak enak sama Ibu". Gubrakkkk....Kesenjangan komunikasi yang akhirnya harus dibayar dengan penurunan pendapatan :)

Ya, inilah seni dalam memimpin yang sampai saat ini harus terus saya pelajari. Tidak mudah menjadi seorang pemimpin. Seorang pemimpin bukan seseorang yang hanya memberikan perintah, tapi seseorang yang bisa mendengar & percaya. Saya jadi teringat saat saya masih kerja kantoran (menjadi karyawan). Mungkin inilah salah satu keuntungan kalau kita pernah jadi karyawan di sebuah perusahaan. Saya belajar bagaimana atasan saya bersikap & mengambil keputusan. Sebagai seorang anak buah, saya bisa merasakan tipe pemimpin seperti apa yang paling pas. Meski ini juga subyektif sifatnya. Tapi, setidaknya saya & semua rekan di kantor cukup simpatik padanya. Sebelum saya menjadi seorang wirausaha & a working at home Mom, saya sudah 4 kali berpindah kerja (atas kemauan sendiri). Jadi, saya bisa melihat & merasakan bermacam-macam karakter & tipe atasan dalam berhubungan dengan karyawannya.

Dari semua atasan saya tersebut, saya paling suka dengan atasan saya di perusahaan terakhir. Mungkin ini pulalah yang akhirnya membawa saya untuk mengikuti gaya kepemimpinannya(Stil learning until now). Atasan saya ini adalah tipe seorang pemimpin seperti yang saya sebutkan di atas. Yaitu, seorang pemimpin yang tidak sekedar memberikan perintah, tapi juga bisa mendengar & percaya pada karyawannya. Meski ia juga punya seorang atasan lagi, tapi apabila ada masalah atau kemarahan dari atasannya, tidak pernah hal itu dilampiaskan kepada kami. Kalau toh itu berhubungan dengan kinerja kami, ia lebih senang membicarakannya secara tenang, terbuka, dan tetap mendengar pendapat kami.

Kembali ke kios & karyawan saya. Setelah ngobrol dengan "mantan" karyawan saya itu, akhirnya saya memutuskan untuk membuka kembali kios dengan evaluasi disana-sini plus diterimanya kembali ia sebagai karyawan. Alhamdulillah, saya tidak perlu lama-lama menutup kios. Lebih hebatnya lagi, karyawan saya ini mampu mencapai target-targetnya. Bahkan sering ia memberikan ide-ide & kreatifitas sendiri yang ujung-ujungnya bisa mendongkrak omzet juga. Dalam pemilihan produkpun, saat ini saya lebih mempercayakan padanya. Kalau ada hal baru yang ia sampaikan, saya lebih senang mengatakan ya...coba saja...siapa tahu itu bagus :)

Salam,

Febby Rudiana
www.Alif-Collection.com
www.Bibo-Collection.com

Tuesday, August 21, 2007

Enaknya Donat Kentang

Di tempat saya, ada penjual donat kentang yang laris banget. Kebetulan si Alif termasuk salah satu penggemarnya. Sekali makan, Alif bisa habis 4-5 donat kentang. Kalau mau beli, harus antri lumayan panjang. Kayak bread talk versi tradisional aja :)) Apalagi kalau sudah hari libur. Wuahhh...sampai capek nunggunya. Kalau bukan karena Alif, nggak mau deh... Seringnya, saya pesan aja sama si Mbaknya yang jual, nanti diambil.

Sambil beli, saya coba amati apa penyebab penjual donat ini sangat laris. Padahal yang dijual cuma satu jenis makanan, yaitu DONAT kentang dengan taburan gula halus, suatu produk biasa yang banyak juga dijual di pasar-pasar tradisional. Seperti usaha makanan kecil lainnya yang dijual di mall, donat ini juga dijual dengan menggunakan counter kecil dengan display yang cukup menarik. Tapi, saya lihat masih ada beberapa lagi keunggulan yang menyebabkannya menjadi laris.

1. Lokasinya counternya sangat strategis. Ya, lokasi strategis memang menjadi syarat utama bisnis ini. Meski sama-sama di mall, kalau lokasinya tidak tepat, sangat berpengaruh bagi penjualan. Lokasi penjual donat ini berada di depan pintu masuk utama mall :) Jadi, pantas saja kalau pengunjung yang datang pasti langsung bisa melihat counter itu.

2. Harganya sangat murah dibanding donat-donat kentang lainnya yang sama-sama dijual di mall. Kalau selama ini yang saya tahu, donat kentang dijual paling murah Rp 2.000,-. Di tempat saya cuma Rp 1.500,- Dengan begitu, pembeli kebanyakan nggak cuma beli 1, tapi bisa 3,5,selusin, dsb. Untuk yang selusin, disediakan kemasan kotak. Sementara kalau eceran dengan kemasan kertas seperti kemasan french fries. Meski harganya murah, kalau dengan quantity yang banyak, keuntungannya lumayan juga kan :) Apalagi untuk bisnis ini modal yang diperlukan masih lebih kecil ketimbang saya dulu buka kios pertama kali.

3. Rasa Produk. Meski harganya murah, rasanya lumayan enak. Anak-anak juga sangat suka. Gula halus yang dipakai juga bagus, nggak bikin batuk. Makanya Alif bisa habis 4-5 potong sekali makan. Duhhh...Alif...kalau dah jajan :) Disamping itu, meski hanya 1 jenis produk yang dijual, gula halusnya juga divariasi. Ada rasa standar, rasa jeruk, strawberry, coklat. Kaya' es krim aja :))

4. Cara penyajian. Ya, seperti bread talk yang mempertunjukkan proses pembuatan kuenya. Penjual donat ini juga membuat gulungan donat & menggoreng donatnya di depan pembeli. Pantesan aja jadinya lama boo.... Memang ada donat-donatnya yang sudah jadi, tapi biasanya nggak banyak. Jadi, pembeli selalu dapat donat yang masih hangat. Disinilah letak enaknya donat ini, kalau dimakan masih hangat.

Disamping keunggulan di atas, saya perhatikan ada juga sayangnya. Tapi, saya tidak tahu, apakah ini kelemahan atau justru termasuk salah satu keunikan cara pemasarannya. Ya, kalau diperhatikan dengan begitu banyaknya pembeli yang antri, kenapa penggorengan yang disediakan cuma satu? Sementara pelayannya ada beberapa (ada sekitar 3-4 orang). Apakah ini disengaja sehingga orang antri cukup lama & akhirnya semakin menarik pengunjung? Saya juga kurang tahu....

Hmmm...seperti kata Bob Sadino, salah satu kunci memenangkan pasar adalah BE DIFFERENT. Jadilah BERBEDA, galilah keunikan usaha Anda.

Oh ya, saya jadi berpikir, jajanan-jajanan Indonesia kan banyak banget. Kalau bisa dikemas & dipasarkan secara lebih serius, saya yakin bisa jadi bisnis yang bagus. Syukur-syukur bisa sampai ke luar negeri. Hayo...siapa mau coba... :)

Salam,

Febby Rudiana
Ps. Smoga bermanfaat, terutama bagi Anda yang memiliki usaha makanan atau yang mau mulai bergerak di usaha makanan, khususnya makanan kecil.

Thursday, August 09, 2007

I'm Not a Super MOM

Fiuhhh....akhirnya, dapat juga asisten setelah sekian lama ribet dengan urusan di rumah. Asisten bagi saya sangat penting. Oh ya, asisten yang saya maksud di sini adalah pembantu & baby sitter. Tapi, saya menganggap mereka sama seperti karyawan saya dalam menjalankan usaha. Tanpa mereka, otomatis usaha saya juga terganggu. Toh...selama ini selain business owner, saya juga a Working at Home MOm :). Mereka inilah yang banyak membantu saya dalam aktifitas keseharian saya. Saya bisa melakukan ini & itu, pergi kesana kemari, ikut kegiatan ini itu, online hampir sepanjang hari tidak masalah karena saya dibantu oleh mereka ini.

Dengan tidak adanya satu saja asisten yang membantu saya di rumah, otomatis ada sebagian tugas-tugas yang terbengkalai. Atau pada akhirnya saya & asisten lainnya harus rangkap tugas. He...he...he...

Oh ya, saya memang menggaji asisten-asisten ini di atas rata-rata gaji yang biasanya diberikan untuk pekerjaan mereka. Sering saya mendapat pertanyaan dari teman maupun tetangga, apa nggak kemahalan tuh gaji segitu? Tapi, bagi saya, kalau mereka bisa membantu meringankan tugas-tugas saya & pada akhirnya saya bisa mendapatkan keuntungan dari usaha/bisnis saya, maka sesungguhnya merekalah yang sudah membantu saya mendatangkan keuntungan itu.

Apalagi dengan adanya mereka, selain keuntungan usaha, saya juga punya cukup waktu luang untuk bermain bersama anak-anak di rumah maupun merencanakan acara di luar bersama anak-anak.

Hal ini, sekali lagi menyadarkan diri saya untuk terus bersyukur atas segala yang diberikan kepada saya selama ini. Juga tak lupa berterima kasih kepada mereka yang selama ini telah membantu saya. Cause, I'm not a Super Mom. Saya bukanlah orang yang bisa melakukan segalanya dalam satu waktu. Saya bukanlah orang yang bisa berpikir dengan baik tentang banyak hal dalam satu waktu.

I'm just a woman, a mom, & somebody who's learning & doing business.

I'm Not A Super Mom Without Them....

Salam,

Febby Rudiana
www.Alif-Collection.com
www.Bibo-Collection.com

Thursday, August 02, 2007

Ibadah Haji

Wah...dah lama juga nggak update blog. Banyak kegiatan & PR usaha yang mesti dilakukan. Apalagi ditambah asisten di rumah yang pulang. Jadilah menambah kesibukan :) Tapi...semua itu dinikmati saja... Toh, semua ada segi positifnya.

Membaca tulisan seorang rekan di milis, mengingatkan kembali pada salah satu DREAM saya untuk naik haji bersama Ibu & Suami tercinta. Sebenarnya ini impian Ibu sudah lama yang sampai sekarang belum terealisasi. Ingin rasanya mewujudkan impian Ibu untuk naik Haji. Apalagi Ibu sudah semakin tua. Hanya saja kata Suami, bagusnya sih kalau Saya & Suami juga berangkat. Hmmm....idealnya sih begitu. Well...LOA aja...toh siapa tau mungkin ada rejeki. Insya'allah, dengan semakin berkembangnya usaha, bisa disiapkan untuk naik Hajinya. Amin... :)

Hanya saja, secara pribadi saya merasa apa diri ini sudah pantas ya naik haji. Koq, rasanya pengetahuan saya begitu kurangnya. Tapi, saya pikir...kalau tidak disiapkan dari sekarang, kapan lagi mau naik haji. Mumpung masih muda. Masih sanggup perjalanan jauh.

Eh...koq tiba-tiba saya baca email Bu Ning Harmanto (Ratu Mahkota Dewa) yang menulis tentang blog suaminya. Hmm...menarik sekali membaca pengalaman naik haji ini. Cukup menambah wawasan. Thanks Bu Ning :)

Oh ya, selamat bergabung Bu Ning di jajaran Srikandi TDA.

Salam,

Febby Rudiana