By : Febby Rudiana
Selasa, 23 Januari 2007
Hari Jumat kemarin (19 Januari 2007), saya iseng nonton Metro TV yang ternyata acara Going Country. Seperti biasa acara ini dipandu oleh Tantowi Yahya (salah satu favorit MC saya). Cuma, ada format yang berbeda dari acara Going Country saat itu, yaitu ada semacam talkshow yang menampilkan Mr. Wurwick (kalau gak salah nama & spelling… :), maaf nih mister, he..he..) dan Vina Panduwinata.
Singkatnya saya sebut Mr.W aja biar gampang :) Mr.W ini salah seorang bule yang akhirnya jatuh cinta dengan Indonesia. Ia sangat tertarik dengan produk-produk buatan Indonesia. Sayangnya, kata Mr.W, knapa seringkali produk Indonesia dibuat dengan label bukan made in Indonesia. Seolah ada rasa tidak bangga dengan mencantumkan label “Made in Indonesia”.
Singkat cerita, Mr.W ini selama di Indonesia akhirnya banyak mendidik para pengrajin untuk membuat design-design kerajinan yang diminati pasar internasional. Banyak sekali barang-barang kerajinan itu yang berasal dari bahan-bahan sisa yang akhirnya menjadi barang kerajinan interior yang sangat menakjubkan. Mr.W juga tak lupa mencantumkan label Made in Indonesia. Produk-produk ini sudah mulai diminati pasar internasional, bahkan sudah mulai supply untuk Mark & Spencer. Menurut Mr.W kalau sebelum dibina kualitas produk masih belum stabil (sekitar 30-40% barang ditolak), setelah ada pembinaan semakin sedikit barang yang ditolak.
Sistem yang diterapkan oleh Mr.W, ia membina para pengrajin itu untuk membuat design-design yang diminati pasar internasional & menjaga standard kualitas produk. Kemudian ia membeli produk tersebut dari pengarajin, lalu menjualnya ke luar negeri. Mr. W ini di akhir ceritanya menyatakan bahwa ia akan segera pindah kewarganegaraan menjadi WNI.
Yang menarik menurut saya, yaitu apa yang disampaikan oleh Tantowi di akhir acara tentang Mr.W, yaitu bahwa selama ini misi-misi kebudayaan kita di luar negeri sering gagal karena kita lebih menampilkan produk-produk kita secara apa adanya. Tidak memperhatikan apa yang diminati oleh masyarakat luar. Tidak menggunakan kacamata pihak luar, seperti Mr.W ini. Tantowi said, chinnese food in Europe doesn’t taste like chinnese food in China, etc.
Hmmm….betul, Mc Donald Indonesia juga beda dengan yang ada di negara asalnya. Juga produk-produk franchise dari luar yang sukses di Indonesia banyak yang menyesuaikan menunya dengan lidah orang Indonesia. Saya juga pernah baca tentang Kebab Turki Baba Rafi-nya Mas Hendy yang sukses setelah rasanya disesuaikan dengan taste Indonesia, bukan taste asli Timur Tengah. Benar ya Mas Hendy? :)
Dari sini saya melihat ada pelajaran untuk mengenali pasar yang akan kita masuki produk kita kalau kita ingin produk kita diterima di pasar tersebut. Saya jadi ingat pelajaran Anne Ahira yang sering kali juga menjadi banyak pertanyaan bagi yang ingin memulai usaha online maupun offline. Yaitu, bagaimana menentukan usaha yang akan dimulai & produk yang akan dipilih?
- Mulailah dari Hobby. Ya…mulailah dari apa yang paling disukai. Knapa, karena dalam usaha pasti ada hambatannya. Tapi, kalau dikerjakan atas dasar suka, maka hambatan itu akan menjadi suatu tantangan yang menyenangkan. Tidak ada kata bosan dalam melakukannya. Ini juga mungkin yang disebut sebagai passion dalam bisnis.
- Lakukan riset. Ya…riset ini penting untuk mengetahui pasar dari produk yang akan kita jual. Percuma dong…kalau produk kita bagus atau jasa yang kita tawarkan menarik menurut kita, tapi ternyata nggak ada pasarnya. Siapa yang mau beli? :) Riset ini juga untuk menentukan siapa saja kompetitor kita & sanggupkah kita bersaing dengan mereka. Atau keunikan apa dari produk atau jasa kita yang bisa ditonjolkan sebagai nilai jual.
- Sebisa mungkin mendapatkan Niche Market. Apa sih niche market ini? Suatu kondisi dimana kebutuhan akan suatu barang besar, tapi penyedianya belum ada atau masih sedikit.
- Action, Action, Action….!!! Ini sih TDA :)
- Promosi…promosi…promosi…!!! Kalau gak pernah promosi, darimana orang tau produk kita atau jangan-jangan nanti orang mengira usaha kita sudah bangkrut..weleh….
Wah…tulisannya dah sedikit melenceng nih…:) Tapi, intinya sih…mengenali pasar ini menjadi suatu bagian yang sangat penting dalam usaha. Jangan sampai dah buang banyak modal, tapi ternyata gak ada yang laku. Saya juga kadang suka debatable dengan suami tentang hal ini. Suami saya bilang, kalau buat atau jual produk jangan maunya yang selera sendiri, siapa tahu produk yang bukan selera kita malah justru disukai customer. He..he…he…
Salam,
Febby Rudiana
Ps. Hope someday my Products & I will go abroad :)
No comments:
Post a Comment